REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sya'ban merupakan bulan diangkatnya amal. Pada bulan ini juga terdapat satu malam yang memiliki keutamaan yakni malam Nisfu Syaban.
Menukil buku Waktu-waktu Penuh Berkah : Khazanah Islam Klasik karya Imam Baihaqi, salah satu doa yang dipanjatkan Rasulullah saat malam Nisfu Syaban adalah dalam riwayat Urwah bin Zubair menuturkan Aisyah bercerita seperti ini, Pada sebuah malam nishfu Sya'ban, tiba-tiba Rasulullah melepaskan selimutnya dengan perlaha-lahan dan sangat hati-hati.
Selimutnya tidaklah terbuat dari tenunan sutra ataupun kapas, tidak juga terbuat dari kain lena atau wol. Benangnya terbuat dari bulu, dan bahannya dari kulit unta. Sehingga Aisyah khawatir Nabi pergi menemui salah satu istrinya yang lain.
Aisyah kemudian bangkit mencarinya di ruang lain. Namun, tiba-tiba kakinya menyentuh kaki Rasul yang sedang bersujud.
Dan dalam doa shalatnya tersebut Aisyah telah menghafalkannya,
سجد لك سوادي وخيالي وآمن لك فؤادي ، وأبوء لك بالنعم ، وأعترف بالذنوب العظيمة ، ظلمت نفسي فاغفر لي ، إنه لا يغفر الذنوب إلا أنت ، أعوذ بعفوك من عقوبتك ، وأعوذ برحمتك من نقمتك ، وأعوذ برضاك من سخطك ، وأعوذ بك منك ، لا أخصي ثناء عليك ، أنت كما أثنيت على نفسك "
Telah bersujud kepada Mu bayangan dan pikiranku, telah beriman kepada Mu sanubariku. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau karuniakan, aku mengakui seluruh dosa-dosaku pada Mu, aku telah berbuat zalim pada diriku, maka ampunilah diriku.
Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Aku berlindung pada maaf Mu dari siksa Mu, aku berlindung pada rahmat Mu dari murka Mu, aku berlindung pada ridha Mu dari marah Mu, aku berlindung kepada Mu dari siksa Mu.
Aku tidak punya daya tuk bisa menghitung pujian untuk Mu. Dan Engkau adalah sebagaimana Engkau puji diri Mu.