REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, Bandara Juanda Surabaya memberangkatkan jamaah umroh asal Indonesia. Sebanyak 366 jamaah disebut berangkat menggunakan maskapai Lion Air.
"Jamaah sudah diberangkatkan mulai hari ini dari Juanda. Untuk hari ini satu penerbangan dengan jumlah 366 jamaah," kata Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra, saat dihubungi Republika, Senin (14/3).
Ia menyebut ratusan jamaah yang berangkat hari ini semuanya berasal dari wilayah Jawa Timur. Dalam pekan ini, direncanakan ada lima penerbangan umroh dari Juanda.
Terkait persiapan hotel karantina saat kepulangan jamaah umrah, pria yang akrab disapa Nafit ini menyebut semua sudah dikoordinasikan dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya mengatakan pihaknya telah mempersiapkan dan memprioritaskan perlindungan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) dari Jawa Timur.
"Koordinasi dengan para agen pelaksana umrah harus intensif. Karena peminat di Jatim sangat tinggi sekali. Termasuk juga, Dinas Kesehatan Prov Jatim bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya terkait kepulangan juga harus intensif," kata dia.
Perlindungan ekstra hati-hati disebut harus dilakukan pada jamaah yang masuk dalam kategori lansia, terlebih yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Hal tersebut penting dilakukan mengingat pandemi Covid-19 belum selesai, meskipun trennya melandai.
Meski Pemerintah Arab Saudi telah mencabut aturan bukti hasil PCR untuk setiap kedatangan, namun tes swab tetap dilakukan bagi jamaah yang pulang ke Tanah Air. Bagi jamaah yang kembali melalui Juanda, ia menyebut tes akan dilakukan sesampainya di bandara.
"Misal kedatangan akhir di Juanda, nanti akan dilakukan swab di Juanda. Sambil menunggu swab jamaah menunggu di hotel yang telah di verifikasi KKP, PHRI dan Dinkes Provinsi," ucapnya.
Sembari menunggu hasil swab terbit, Kofifah menyebut jamaah akan beristirahat di hotel yang telah ditentukan oleh KKP dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Sebanyak 27 hotel dengan total kapasitas 1.299 bed telah disiapkan oleh KKP, PHRI dan Dinkes Jatim.
Adapun jumlah hotel ini disebut masih bisa bertambah, disesuaikan kebutuhan. Untuk antisipasi seiring dengan bertambahnya jumlah penerbangan maskapai, angka ini bisa bertambah hingga 61 hotel.