REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, kunci kebangkitan ekonomi Kota Pahlawan yang terdampak pandemi Covid-19 adalah dengan menerapkan ekonomi kerakyatan. Penerapan ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah mengembangkan kualitas produk dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Toko Kelontong di Surabaya.
"Jadi Kota Surabaya selama ini menerapkan ekonomi kerakyatan, dimana semua kebutuhan di Kota Surabaya dipenuhi oleh UMKM. Begitu dengan para ASN (Aparatur Sipil Negara) dan siswa SD-SMP, kebutuhan batiknya dan seragam juga memakai buatan UMKM-nya Surabaya," kata Eri, Selasa (15/3).
Eri juga mengaku telah memanfaatkan platform digital sebagai obat penawar krisis ekonomi pada saat pandemi. Platform digital itu dia beri nama e-Peken Surabaya. Di aplikasi tersebut ada sekitar 500 pedagang toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok.
Eri melanjutkan, pihaknya bukan sekadar menyediakan wadah untuk pelaku Toko Kelontong, agar perekonomian terus berputar. Eri juga meminta ASN di lingkup Pemkot Surabaya untuk membeli bahan kebutuhan pokok di aplikasi e-Peken Surabaya.
Eri menyampaikan, meski di tengah pandemi Covid-19, sepanjang 2021 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dapat melampaui kinerja Jawa Timur, bahkan Nasional. Tercatat ekonomi Surabaya yang 2020 terkontraksi 4,85 persen, dapat tumbuh 4,29 persen pada 2021.
Eri menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Surabaya pada 2021 tercatat signifikan, yakni sekitar 8 poin. Bahkan, lompatan tersebut melampaui kinerja pertumbuhan ekonomi Nasional (3,69 persen) dan Jawa Timur (3,57 persen). Karenanya, pada 2022, Eri menargetkan ekonomi bisa tumbuh di atas 7 persen.
"Kita harus optimistis. Dengan gotong royong, kita terbukti bisa bangkit. Di tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya meningkat. Tahun 2021 yang tadinya ditargetkan hanya 2 persen, menjadi 4,29 persen," ujarnya.