Rabu 16 Mar 2022 02:53 WIB

Studi Temukan Fibrilasi Atrium Pengaruhi Hasil Klinis Covid

Fibrilasi Atrium adalah komorbiditas yang sering dikaitkan dengan Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: www.wikimedia.org
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan percaya bahwa fibrilasi atrium (AF) dapat memperumit hasil klinis penyakit Covid-19, terutama untuk pasien yang dirawat di rumah sakit. AF adalah kondisi denyut jantung tidak teratur dan sering kali cepat yang umumnya menyebabkan aliran darah tidak lancar.

Fibrilasi atrium biasanya disertai dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, gagal jantung kongestif, penyakit katup jantung dan penyakit jantung iskemik. Pasien AF berada pada risiko tinggi gagal jantung, stroke, dan komplikasi jantung lainnya.

Baca Juga

Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan yang kuat antara penyakit kardiovaskular dan Covid-19, data yang tersedia sangat terbatas tentang bagaimana berbagai bentuk AF memengaruhi hasil klinis penyakit Covid-19. Mengatasi kesenjangan penelitian yang ada sebelumnya, para ilmuwan mengevaluasi apakah AF dapat dianggap sebagai komorbiditas. Mereka selanjutnya menentukan jenis AF yang sudah ada sebelumnya yang meningkatkan risiko mengembangkan bentuk infeksi SARS-CoV-2 parah atau bahkan kematian. Studi ini tersedia di Medicina.

Dalam studi ini, para ilmuwan melakukan analisis retrospektif observasional terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di sembilan rumah sakit Italia, antara 1 Maret dan 30 April 2020. Mereka memperoleh laporan hasil klinis, terapi farmakologis yang diberikan, dan apakah pasien ini memiliki riwayat AF dan jenisnya (paroksismal, persisten, atau permanen).

Kohort dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pra-eksistensi AF sebagai komorbiditas, satu kelompok tanpa riwayat AF dan yang lainnya memiliki riwayat AF. Para ilmuwan mendiagnosis AF menggunakan elektrokardiografi (EKG) 12 sadapan atau pemantauan EKG rawat jalan berkelanjutan. Studi saat ini mengungkapkan bahwa 25 persen pasien yang dirawat di rumah sakit karena infeksi Covid-19 memiliki riwayat AF.

Hasil ini menegaskan bahwa AF adalah komorbiditas yang sering dikaitkan dengan infeksi SARS-CoV-2. Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa riwayat AF sangat terkait dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), penelitian ini mengungkapkan bahwa itu tidak memengaruhi kematian di rumah sakit.

Penulis penelitian ini melaporkan bahwa AF memengaruhi hasil klinis pasien Covid-19, dengan meningkatkan kemungkinan ARDS. Mereka menekankan bahwa AF harus dipertimbangkan di antara komorbiditas kardiovaskular yang menyebabkan kerusakan cepat pada penyakit pernapasan. Studi sebelumnya telah berhipotesis bahwa AF bisa menjadi penanda aritmia dari tindakan inflamasi yang mendasarinya. Itu menyebabkan hasil pernapasan yang lebih buruk.

Perbedaan temuan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang risiko kematian di rumah sakit mungkin disebabkan oleh perbedaan kohort penelitian yang merupakan ed prevalensi pasien rawat inap dengan AF, menurut laporan dilansir Medical.net, Selasa (15/3/2022).

Keterbatasan penelitian ini adalah desain retrospektif observasional dan heterogenitas dalam presentasi klinis infeksi SARS-CoV-2. Selain itu, karena kurangnya data pencitraan tomografi terkomputasi, para peneliti menentukan tingkat keparahan infeksi SARS-CoV-2 berdasarkan adanya ARDS parah selama rawat inap. Keterbatasan lebih lanjut dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil.

Kesimpulan studi ini mengungkapkan bahwa AF yang sudah ada sebelumnya adalah komorbiditas yang sering terjadi pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Hal itu secara independen terkait dengan ARDS, tetapi tidak dengan kematian di rumah sakit.

Para penulis merekomendasikan pemantauan klinis yang cermat terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan AF. Penting untuk mendeteksi dini mereka yang berisiko lebih tinggi terkena ARDS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement