Selasa 15 Mar 2022 23:32 WIB

Nestle Ajak Masyarakat untuk Peduli terhadap Lingkungan 

Ambisi Nestle  menjadikan 100 persen kemasannya  dapat didaur ulang.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Irwan Kelana
Berbagai upaya Nestle Indonesia dalam menangani dan mengelola sampah dalam momentum Hari Peduli Sampah Nasional.
Foto: Dok Nestle Indonesia
Berbagai upaya Nestle Indonesia dalam menangani dan mengelola sampah dalam momentum Hari Peduli Sampah Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai penghasil sampah terbesar di dunia dengan memproduksi 67,8 ton sampah setiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, Nestle Indonesia ingin menunjukkan langkah konkret dalam mendukung tantangan penanganan sampah yang masih harus menjadi perhatian semua pihak.

Nestle memiliki komitmen akan keberlanjutan lingkungan. Untuk itu,  Nestle menjadikan Hari Peduli Sampah Nasional sebagai momentum untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap penanganan dan pengelolaan sampah. Guna melindungi, memperbaharui, dan memperbaiki lingkungan, Nestle  Indonesia telah melakukan berbagai upaya keberlanjutan pada rantai sistem pangan dari mitra pemasok, operasional hingga inovasi kemasan dalam rangka mendukung penanganan sampah.

“Sejalan dengan ambisi Nestle  untuk menjadikan 100 persen kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025 serta mengurangi  sepertiga  penggunaan plastik baru, kami telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minuman mereka, seperti Dancow, Milo, Nescafe, dan Koko Krunch," kata Head of Sustainability PT Nestle  Indonesia, Prawitya Soemadijo  dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, "Kami sadar bahwa selain menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang, kami juga harus mendukung dan meningkatkan upaya penanganan sampah untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Maka dari itu, Neste  juga terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan sistem penanganan sampah guna membuat masa depan yang bebas dari sampah.” 

Melalui komitmen dan ambisi tersebut, Nestle  Indonesia melakukan pendekatan melalui tiga pilar sustainable packaging, di antaranya pengembangan kemasan inovatif (develop new packaging). Nestle  senantiasa mengembangkan inovasi kemasan dengan mengurangi material plastik agar lebih mudah untuk didaur ulang. Sejak 2020, seluruh kemasan siap konsumsi Nestle telah menggunakan 100 persen sedotan kertas. Nestle  juga menggunakan mangkuk kertas untuk kemasan produk sereal siap konsumsi dan menggunakan 100 persen paper cup yang dapat didaur ulang pada proses sampling.

Selain itu, Nestle telah mulai mengurangi penggunaan kemasan multilayer dan menggantinya dengan mono-material sehingga mudah didaur ulang. Pada 2021, mereka bekerja sama dengan Siklus untuk melakukan studi guna melihat dampak lingkungan serta penerimaan konsumen terhadap produk dalam kemasan isi ulang.

Nestle juga memberikan dukungan bagi masa depan bebas sampah (supporting a waste-free future). Dukungan Nestle  terhadap masa depan bebas sampah ditunjukkan melalui berbagai kegiatan maupun kerja sama dengan pemerintah, LSM, serta komunitas. Project STOP, merupakan salah satu proyek multi-stakeholder di mana Nestle  turut berkontribusi meresmikan dua fasilitas TPST3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle). Kedua fasilitas tersebut, akan mengumpulkan semua sampah termasuk 1.500 ton sampah plastik pada saat beroperasi penuh pada 2022.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement