Kamis 17 Mar 2022 16:01 WIB

Mengapa Nabi Muhammad SAW Tetap Minta Perlindungan Allah SWT dari Azab? 

Nabi Muhammad SAW berdoa agar dijauhkan dari azab Allah SWT

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah SAW, Nabi Muhammad SAW berdoa agar dijauhkan dari azab Allah SWT
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW, Nabi Muhammad SAW berdoa agar dijauhkan dari azab Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Nabi Muhammad ﷺ pernah memanjatkan doa agar tidak dijadikan bersama orang-orang zalim yang tertimpa azab. Doa ini termuat dalam Alquran surat Al Muminun ayat 93-94. 

قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ (٩٣) رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٩٤) 

Baca Juga

“Katakanlah (wahai Muhammad): Ya Tuhanku, jika engkau hendak memperlihatkan apa yang engkau ancamkan kepada mereka-mereka (kaum yang zalim). Ya Tuhanku, maka janganlah jadikan aku tergolong orang-orang yang zalim itu” 

Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, Ustadz Syahrullah Iskandar, menjelaskan bahwa Allah SWT mengajarkan tentang apa yang harus dipanjatkan Nabi Muhammad ﷺ kepada Allah. Maka Allah SWT menyuruh Nabi berdoa: Rabbi imma turiyanni maa yuu 'aduun, Rabbi fala tajalniy fil qaumi dzalimin. 

Ustadz Syahrullah menjelaskan dalam kitab tafsir Min Wahyi Alquran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya dijelaskan bahwa Nabi ﷺ berdoa,”Wahai Allah, jika engkau hendak memperlihatkan kepadaku apa yang engkau janjikan terkait turunnya azab kepada mereka-mereka yang zalim, maka janganlah menjadikanku sebagai sekutu mereka (sehingga tidak bersama mereka ketika azab turun). Jangan mengazabku dengan azab yang ditimpakan kepada mereka. Yang bersalah adalah mereka karena tindak kezalimannya, sehingga Engkau menurunkan azab kepada mereka tetapi aku pun terkena imbas dari azab itu.” 

"Di sini terlihat bagaimana seorang rasul, Nabi Muhammad ﷺ itu pun berdoa kepada Allah SWT agar terhindar dari azab," kata Ustaz Syahrullah saat mengisi kajian kitab tafsir Min Wahyi Alquran di Masjid Bayt Alquran beberapa waktu lalu.  

Usatadz Syahrullah menjelaskan ada dua jaminan sehingga azab  Allah SWT itu tidak turun kepada suatu kaum. Pertama, bila di tempat kaum tersebut ada Nabi Muhammad ﷺ. Sehingga tidak mungkin Allah SWT menurunkan azabnya kepada kaum yang zalim bila Nabi Muhammad ﷺ masih berada di tempat kaum yang zalim itu.  

Hal ini menurut, Ustadz Syahrullah, menunjukan keistimewaan nabi Muhammad dan berkahnya Nabi Muhammad ﷺ bila berada di suatu tempat, maka tempat tersebut tidak akan ditimpa azab. Kedua, azab tidak akan turun pada suatu tempat selama penduduknya beristighfar kepada Allah SWT. 

Ustadz Syahrullah menjelaskan tidak mungkin Allah SWT menjadikan Nabi-Nya yang maksum atau terhindar dari dosa bersama orang-orang yang zalim yang akan ditimpakan azab pada mereka. Meski begitu Rasulullah ﷺ tetap memohon kepada Allah SWT.

Ustadz Syahrullah mengatakan doa Nabi itu menunjukan bahwa itu adalah bentuk taabud, penghambaan kepada Allah SWT meskipun sudah ada jaminan Allah SWT, namun Nabi tetap berdoa kepada Allah SWT. 

"Itu juga menunjukkan ada rasa tawadhu rendah hati dihadapan Allah SWT. Jadi Nabi Muhammad ﷺ itu meski ada jaminannya, tapi Nabi ﷺ tetap beristighfar. Ini juga pertanda, pelajaran dari Nabi Muhammad ﷺ, bahwa ketaatan kita kepada Allah SWT itu tidak boleh dijadikan alat kesombongan, semakin taat orang semakin banyak ibadahnya maka seseorang itu mestinya semakin rendah hati. Tidak semakin sombong," katanya. 

Maka dari itu menurut Ustadz Syahrullah, Allah SWT memiliki kekuasan untuk menurunkan azab. Sebagaimana pada ayat selanjutnya Allah SWT berfirman: 

وَإِنَّا عَلَىٰ أَنْ نُرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَادِرُونَ “Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka (kaum yang zalim atas perbuatannya yang melenceng).” (QS Al Muminun ayat 95).     

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement