REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Indonesia meminta agar perang antara Rusia dan Ukraina dihentikan. Perang dinilai hanya akan merugikan bagi dunia. Meski menolak perang, namun pemerintah berhati-hati untuk menyalahkan atau mengecam Rusia. Indonesia seperti tak ingin dianggap bagian dari kubu tertentu. Berikut sejumlah respons RI terhadap perang Ukraina.
24 Februari 2022, Setop Perang
Lewat kicauan di Twitter, Presiden Jokowi meminta perang agar dihentikan karena hanya akan membahayakan dunia. “Stop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia.”
1 Maret, Retno Kontak Menlu Ukraina dan Rusi
Menteri Retno P Marsudi melakukan pembicaraan dengan Menlu Ukraina dan Rusia. Retno menekankan pentingnya dilakukan de-eskalasi.
3 Maret, Dukung Resolusi PBB
Indonesia termasuk satu dari 141 negara yang memberi dukungan resolusi PBB agar Rusia menghentikan invasinya ke Ukraina. Resolusi menyesalkan agresi tersebut.
8 Maret, Respons Kegagalan Gencatan Senjata
Lewat kicauan di Twitter, Presiden Joko Widodo menilai kegagalan kesepakatan gencatan senjata di Ukraina tak hanya akan mendorong eskalasi konflik bersenjata, tapi juga akan semakin menambah jumlah korban jiwa dan krisis kemanusiaan.
10 Maret, Menlu Panggil Dua Dubes
Menlu Retno P Marsudi memanggil Dubes Ukraina dan Rusia di Jakarta untuk menyampaikan posisi RI. Indonesia menekankan de-eskalasi dan menghentikan peperangan. Indonesia juga mendukung koridor kemanusiaan.