Rabu 23 Mar 2022 16:13 WIB

Kera Nakal Kembali Berulah di Kuningan, Curi Pakaian dan Jarah Warung

Kera ekor panjang sudah berkumpul dan berkoloni sejak lama di Desa Caracas.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ilham Tirta
Seekor kera ekor panjang liar berjalan pada kabel listrik (ilustrasi).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Seekor kera ekor panjang liar berjalan pada kabel listrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN --  Kera liar jenis ekor panjang (Macaca Fascicularis) kembali berulah di Kabupaten Kuningan. Kali ini, primata tersebut menyerang permukiman warga di Desa Caracas, Kecamatan Cilimus.

Kepala UPT Damkar Satpol PP Kuningan, Mh Khadafi Mufti menjelaskan, berdasarkan laporan dari Kepala Desa Caracas, Nuraidi, kera nakal itu telah merusak bangunan rumah warga. Terutama bagian atap dan genting.

Baca Juga

Selain itu, kawanan kera juga dilaporkan mengambil barang dagangan dan mengacak-acak isi warung milik salah seorang warga. Hal itu membuat pemilik warung merugi.

"Bahkan, kera liar itu juga mengambil pakaian warga yang sedang dijemur,’’ kata Khadafi, Rabu (23/3/2022).

Setelah mendapat laporan tersebut, kata Khadafi, pihaknya melakukan mitigasi/kajian pada Selasa (22/3/2022). Hasilnya, diketahui bahwa kera ekor panjang sudah berkumpul dan berkoloni sejak lama di Desa Caracas.

Kawanan kera itu berasal dari arah seputaran hutan lindung Desa Cilimus dan Desa Caracas. Koloni tersebut kemudian memasuki permukiman warga untuk mencari makanan dan melakukan pengerusakan.

"Dari analisis sementara, hal itu disebabkan hilangnya sumber potensi makanan dan berkurangnya sumber makanan hewan akibat cuaca,’’ terang Khadafi.

Khadafi menyebutkan, dari hasil pengumpulan data dan informasi, jumlah kawanan kera yang kerap masuk ke permukiman warga di Desa Caracas ada sekitar sepuluh ekor. Waktu kedatangan mereka tidak bisa dipastikan sehingga menyulitkan pencariannya.

Setelah melakukan mitigasi, petugas UPT Damkar Satpol PP Kuningan melakukan sosialisasi penanganan kera liar tersebut dengan menggunakan bahan-bahan yang bisa menimbulkan suara ledakan. Yakni, dari bahan campuran karbit dan air.

Tak sebatas sosialiasi, petugas juga menyerahkan bahan-bahan pengusir monyet kepada aparat pemerintahan Desa Caracas berupa karbit. Petugas meminta agar aparat desa meracik sendiri untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat dan ditempatkan di wilayah sebaran monyet.

Suara ledakan dari karbit itu akan membuat kera menjadi takut dan pergi. Dengan dmikian, diharapkan mereka tidak lagi memasuki permukiman warga.

"Tapi kami mengingatkan agar penggunaan karbit itu diberitahukan terlebih dulu kepada warga setempat agar mereka tidak kaget mendengar bunyi yang sangat keras dari bahan campuran karibit dan air itu,’’ kata Khadafi.  

Khadafi mengungkapkan, pihaknya akan memonitor hasil mitigasi kera liar yang dilakukan oleh aparat pemerintahan Desa Caracas selama tiga hari. Yakni, terhitung mulai Rabu (23/3/2022) sampai Jumat (25/3/2022).

Kepada masyarakat di sekitar sebaran kera liar, Khadafi juga meminta agar mereka membantu aparat pemerintahan Desa Caracas bersama-sama melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan tidak memberi makan kera liar tersebut.

"Apabila warga menemukan kera di permukiman, jangan dikasih makan, jangan diganggu (biarkan). Lakukan pengusiran dengan menggunakan alat pengaman seperti kayu, sarung tangan, helm dan lainnya,’’ tegas Khadafi.

Serangan kera ekor panjang liar terjadi di empat blok di Desa Karangtawang, Kecamatan/Kabupaten Kuningan, awal Februari 2022. Yakni, Blok Pasawahan, Babakan Cikondang, Babakan Tembing, dan Babakan Pojok.

Tak hanya itu, pada pertengahan Januari 2022, kawanan kera ekor panjang liar juga dilaporkan menyerang permukiman warga di Blok Sampora, Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan.

Untuk mengatasi serangan primata tersebut, UPT  Damkar Satpol PP Kuningan menyarankan aparat desa dan warga setempat untuk kompak melakukan upaya pengusiran. Pengusiran bisa dengan menggunakan bau-bauan berupa terasi dan kamper serta petasan air dari campuran karbit dan air yang menghasilkan suara keras.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement