REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri farmasi mengapresiasi upaya pemerintah yang mendukung gerakan bangga buatan Indonesia (BBI) melalui Business Matching. Hal ini untuk mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri.
Melalui upaya pemerintah ini, harapan industri farmasi untuk mendongkrak produksi obat dalam negeri dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) tinggi dapat ditingkatkan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya menargetkan nilai capaian penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa sebesar 80 persen.
“Kami harapkan komitmen yang sama dari pengguna wajib produk dalam negeri lainnya untuk menetapkan target capaian penggunaan produk dalam negeri,” ujarnya saat acara Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022, Rabu (23/3/2022).
Terkait dengan keikutsertaan industri farmasi dalam Business Matching, menurutnya acara Business Matching sebagai langkah inisiatif pemerintah akan menciptakan efek domino ekonomi bagi UMKM, para petani, dan pedagang bahan baku herbal.