REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Siloam International Hospitals Tbk menyetujui rencana perseroan melakukan aksi korporasi pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1:8.
Stock split bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui stock split, harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham emiten berkode saham SILO itu.
"Rencana stock split ini akan dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku serta ketentuan anggaran dasar perseroan," kata Corporate Secretary Siloam Hospitals Lufy Setia R dalam keterangan di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Melalui stock split dengan rasio 1:8, saham SILO yang awalnya memiliki nilai nominal Rp 100 per saham akan menjadi Rp 12,5 per lembar. Dengan demikian, jumlah saham SILO yang beredar akan meningkat menjadi 13 miliar lembar saham dibanding jumlah saham sebelum pelaksanaan 1,63 miliar lembar saham.
Lufy mengatakan, setelah melalui persetujuan pemegang saham perseroan, Siloam akan melanjutkan proses selanjutnya yakni mendaftarkan nilai nominal baru saham di BEI. "Stock split ini direncanakan akan selesai pada April 2022," ujar Lufy.
Lufy menyampaikan, pertumbuhan dalam industri kesehatan di Indonesia memberikan kesempatan yang besar bagi para investor di masa depan. Siloam Hospitals, sebagai penyedia layanan kesehatan premier, akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan industri kesehatan di Indonesia.
"Kami menyambut rencana stock split ini dan menantikan kesempatan untuk membagikan kesejahteraan kami kepada lebih banyak investor," ujar Lufy.