REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ahl Ash Shuffah adalah orang yang mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk agama. Aktivitas mereka seperti beribadah, menuntut ilmu dan terus menetap di masjid langsung di awasi Rasulullah SAW.
"Kehidupan Ahl Ash Shuffah diawasi langsung oleh Rasulullah Saw. Beliau menjaga Ahl Ash-Shuffah sendiri, mengunjungi mereka, memantau keadaan mereka, dan menjenguknya jika ada yang sakit," tulis Yakhsyallah Mansur dalam bukunya Ash-Shuffah.
Salah seorang Ahl Ash-Shuffah yang bernama ath-Thufi ad-Dausi bercerita, “Saya datang di kota Madinah maka saya menumpang di tempat Abu Hurairah selama satu bulan. Kemudian saya terserang penyakit demam sehingga badan saya sangat panas."
Lalu Rasulullah SAW masuk ke masjid dan bertanya, "Dimana anak dari suku Daus?' Maka dijawab, 'Itu dia sedang menggigil di pojok masjid.'
Kemudian Rasulullah SAW datang dan bersabda, 'Semoga engkau dalam kondisi baik-baik,"(HR Abu Nu'aim).
Rasulullah SAW juga sering duduk bersama mereka, memberikan bimbingan, nasihat, mengingatkan masalah agama, bercerita tentang berbagai peristiwa, mengarahkan mereka untuk membaca Alquran dan mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan, mengingatkan mereka untuk memprioritaskan kehidupan akhirat dan agar tidak terperdaya oleh godaan-godaan dunia.
Kehidupan ahl ash-Shuffah yang serba kurang ini tidak membuat mereka menjadi rakus. Sebaliknya, keadaaan ini membuat mereka lebih memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing sehingga solidaritas mereka semakin tambah tinggi.
"Tidak ada lagi iri dan dengki di antara mereka," katanya.
Kehidupan mereka merupakan gambaran firman Allah SWT dalam surah al-Hijr ayat 47 yang artinya, “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan,"
Disebutkan dalam sebuah hadis. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Saya sedang berada di ash-Shuffah maka Nabi Saw. mengirimkan kurma kepada kami. Apabila salah seorang di antara kami makan dua kurma sekaligus karena lapar, dia berkata kepada teman-temannya, 'Sesungguhnya saya mengambil dua sekaligus seperti yang mereka lakukan," (HR Abu Nu'aim).
Hal ini dilakukan agar dia tidak makan lebih banyak dari mereka. Ahl ash-Shuffah merasa puas dengan makanan yang serba sedikit dan pakaian yang sangat sederhana. Mereka menolak hidup mewah agar dapat mengkonsentrasikan diri untuk beribadah, menuntut ilmu dan Jihad.
"Mereka adalah teladan bagi orang-orang yang zuhud dan menghindari kehidupan dunia. Mereka terbiasa dengan kemiskinan dan kesederhanaan," katanya.
Dalam kesendirian mereka, mereka gunakan waktu untuk shalat, membaca Alquran, mengkaji ayat demi ayat dan memusatkan konsentrasinya untuk berdzikir kepada Allah SWT dan sebagian mereka aktif belajar menulis.