REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Taliban memerintahkan maskapai penerbangan di Afghanistan bahwa perempuan tidak dapat naik penerbangan domestik atau internasional tanpa pendamping laki-laki atau mahram. Langkah itu dilakukan setelah Taliban mundur dari komitmen sebelumnya untuk membuka sekolah menengah untuk anak perempuan.
Sumber yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan pada Ahad (27/3), Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan mengirim surat kepada maskapai penerbangan pada Sabtu (26/3). Surat ini memberi tahu mereka tentang pembatasan baru tersebut.
Sumber tersebut menambahkan bahwa perempuan tanpa mahram yang telah memesan tiket akan diizinkan melakukan perjalanan pada Ahad dan Senin (28/3). Namun, beberapa perempuan dengan tiket telah ditolak di bandara Kabul pada Sabtu.
Juru bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan dan Kementerian Kebudayaan dan Informasi tidak segera menanggapi permintaan berkomentar atas kabar tersebut. Seorang juru bicara pemerintah Taliban sebelumnya mengatakan, perempuan yang bepergian ke luar negeri untuk belajar harus ditemani oleh kerabat laki-laki.
Taliban mengatakan telah berubah sejak dari aturan yang diterapkan pada 1996 hingga 2001. Mereka saat itu melarang perempuan mendapatkan pendidikan, bekerja atau meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki. Ketika merebut kekuasan tahun lalu, kelompok ini mengatakan mengizinkan perempuan mendapatkan hak-hak sesuai dengan hukum Islam dan budaya Afghanistan.
Tapi, penutupan sekolah menengah bersama dengan beberapa pembatasan perempuan dalam pekerjaan dan persyaratan menuai kritik dari banyak perempuan Afghanistan dan kelompok hak asasi manusia. Belum ada keterangan tentang pembatasan perjalanan udara akan memiliki pengecualian, misalnya dalam keadaan darurat, perempuan tanpa kerabat pria yang tinggal di negara itu, dan pemberlakukan untuk orang asing atau perempuan dengan kewarganegaraan ganda.
Komunitas internasional sejauh ini belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban dan penegakan sanksi telah melumpuhkan sektor perbankan negara itu. Amerika Serikat pun beberapa hari lalu membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan pejabat Taliban mengenai masalah ekonomi utama karena keputusannya penutupan sekolah untuk perempuan.
Sumber: