REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam setiap kendaran, sistem pengereman jadi perangkat deselerasi utama yang diperlukan untuk menunjang keselamatan berkendara. Namun, saat ini masih ada sistem pengereman yang hadir dengan menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan.
Hal ini pun jadi perhatian bagi brand kampas rem Elig dan VTC yang didistribusikan oleh PT Mega Elig Indonesia. Direktur PT Mega Elig Indonesia, Tri Satria Budi mengatakan, sejumah kampas rem yang dipasarkan saat ini masih menggunakan bahan yang membahayakan kesehatan dan lingkungan.
"Hingga saat ini masih ada kampas rem yang menggunakan bahan dari asbestos. Padahal bahan tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan," kata Budi dalam peluncuran kampas rem VTC di Jakarta, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, kampas rem dibuat dari bahan berserat yang dipadatkan. Saat digunakan untuk proses deselerasi kendaraan, maka serat mikro itu akan berterbangan dan berpotensi terhirup oleh pengguna jalan.
Jika menggunakan bahan asbes, maka akumulasi serat asbes yang terhirup pun berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit kronis pada paru-paru seperti mesothelioma, asbestosis dan kanker paru-paru. Selain itu, saat hujan, serat yang terkena air hujan akan terbawa aliran air ke sungai dan menimbulkan pencemaran bagi air sungai.
"Oleh karena itu, seluruh kampas rem Elig dan VTC tidak menggunakan bahan asbes. Agar lebih ramah lingkungan, kami menggunakan bahan ceramic organic," ujarnya.
Ia menekankan, VTC mulai dipasarkan di Indonesia agar masyarakat bisa menggunakan kampas rem yang ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau.
Terlebih, kampas rem untuk berbagai jenis motor yang dipasarkan dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu ini menggunakan pewarna waterbase yang juga ramah lingkungan serta menggunakan material disc pad yang tidak menimbulkan keausan pada disc brake.