REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kota Changchun, di Provinsi Jilin, China meminta maaf pada 8,5 juta warganya atas kelangkaan pangan yang disebabkan pandemi Covid-19. Masalah itu dipicu kebijakan karantina total dan gangguan yang disebabkan pandemi.
Deputi Sekretaris Partai Komunis Changchun Lie Renyuan mengatakan penyebaran Covid-19 memaksa dua pasar pangan ditutup sehingga pasokan pangan pun berkurang. Persoalan ini diperparah dengan kuranganya pegawai yang menyebabkan tertundanya pengiriman makanan ke rumah-rumah.
"Kami sangat cemas dan marah mengenai hal ini, dan kami mengungkapkan permintaan maaf yang mendalam pada masyarakat atas dampak dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata Liu dalam konferensi pers, Selasa (29/3/2022).
Ia mengatakan meringankan kelangkaan pangan dan pegawai pengiriman. Pemerintah provinsi Jilin telah mengatur sekitar 1.000 ton "kantong sayuran" untuk dikirimkan ke Changchun setiap harinya.
Sejak pertengahan bulan Maret lalu Changchun dan sebagian Provinsi Jilin menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19. Hampir setiap hari angka kasus baru mencapai ribuan.
Pemerintah provinsi menggelar apa yang mereka sebut "pertempuran terakhir" melawan virus. Dengan menutup seluruh provinsi, menggelar tes massal dan mengisolasi yang terinfeksi. Changchun sudah 10 kali menggelar tes massal.