Selasa 05 Apr 2022 13:29 WIB

Beli Saham, Elon Musk Pertimbangkan Fitur 'Edit' di Twitter

Elon Musk belum lama ini membeli saham Twitter hingga 9,2 persen.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Elon Musk belum lama ini membeli saham Twitter hingga 9,2 persen.
Foto: EPA-EFE/Patrick Pleul
Elon Musk belum lama ini membeli saham Twitter hingga 9,2 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk meluncurkan jajak pendapat di Twitter tentang fitur tombol edit. Dia bertanya kepada lebih dari 80 juta pengikutnya apakah mereka ingin ada tombol edit di Twitter. Sebagian besar pemilih sejauh ini sangat mendukung fitur tersebut.

Cuitan itu muncul pada hari yang sama saat Musk diumumkan telah membeli saham Twitter 9,2 persen senilai 2,9 miliar dolar AS. Pembelian itu menjadikannya sebagai pemegang saham tunggal terbesar perusahaan.

Baca Juga

Sebagai pengguna Twitter yang terkenal dan kritikus, postingan Musk tentang tombol edit bisa menjadi yang pertama dalam gelombang baru cuitan provokatif tentang aspek layanan yang ingin dia ubah. Banyak pengguna Twitter telah lama meminta tombol edit, tetapi perusahaan selalu menahan diri untuk tidak memperkenalkan fitur tersebut.

Dilansir DigitalTrends, Selasa (5/4/2022), CEO Twitter Jack Dorsey yang 2,3 persen sahamnya di Twitter, empat kali lebih kecil dari Musk, telah mengatakan dalam beberapa tahun terakhir timnya telah banyak berpikir tentang membuat tombol edit. Perusahaan bersikeras fitur tombol edit harus dilakukan dengan cara yang benar. 

“Kami tidak dapat membuat sesuatu yang mengganggu atau mengambil apa pun dari catatan publik,” katanya.

Sebagai tamu di podcast populer Joe Rogan pada tahun 2019, Dorsey mengatakan jika Twitter menawarkan tombol edit, itu mungkin tidak akan berfungsi untuk mengedit tweet dari masa lalu atau yang baru saja diposting.

Sebaliknya, tombol edit mungkin akan menawarkan penundaan lima hingga 30 detik dalam pengiriman yang mirip dengan cara beberapa layanan email menawarkan tombol batalkan. Cara tersebut membuat tweet tidak akan pernah ditayangkan selama waktu yang dapat diubah.

Saham Musk yang cukup besar di perusahaan dan kritiknya terhadap Twitter tentang kebebasan berbicara, menunjukkan bahwa dia mungkin ingin menggunakan kendali atas perusahaan. 

“Kami mengharapkan saham pasif ini hanya sebagai awal dari percakapan yang lebih luas dengan manajemen Twitter yang pada akhirnya dapat mengarah pada kepemilikan aktif dan potensi peran kepemilikan Twitter yang lebih agresif,” kata Dan Ives dari WedBush Securities.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement