REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga pegiat media sosial, Ade Armando, diketahui ikut hadir dalam aksi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta. Namun pada sekira pukul 15.50 WIB, kericuhan terjadi dan ia menjadi sasaran pukul dari sejumlah peserta.
Dalam pantauan Republika.co.id, Ade mengenakan kaos hitam bertuliskan "Pergerakan Indonesia untuk Semua" dibopong oleh petugas kepolisian. Wajahnya terlihat babak belur dan celananya terlihat sudah dilucuti.
Sebelum kejadian tersebut, Ade mengaku tak berniat ikut dalam aksi unjuk rasa bersama mahasiswa. Namun, ia mendukung aspirasi yang menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan 'saya mendukung'," ujar Ade di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/4/2022).
BEM SI menggelar aksi di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta. Dalam aksi ini, terdapat empat tuntutan yang akan disampaikan kepada anggota dewan.
Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Kedua adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.
"Tiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode," ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Kaharuddin HSN DM, Senin (11/4/2022).
Terakhir adalah mendesak dan menuntut DPR untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Jokowi yang hingga saat ini belum terjawab.
"Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia akan menggelar aksi untuk yang kedua kalinya yang saat ini bertempat di Rumah Rakyat atau Gedung DPR RI, dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi dan memberikan peringatan kepada wakil rakyat terkait berbagai permasalahan yang ada," ujar Kaharuddin.