Kamis 14 Apr 2022 00:05 WIB

Warga Iran-Amerika Minta IRGC tak Dihapus dari Daftar Organisasi Teroris

Warga Iran-Amerika minta Biden tidak menghapus IRGC dari daftar Organisasi Teroris

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh situs resmi Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) (Sepahnews) menunjukkan, rudal diluncurkan selama latihan militer di lokasi yang tidak diketahui, Iran tengah, Jumat (15/1/2021).
Foto: EPA-EFE/SEPAHNEWS
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh situs resmi Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) (Sepahnews) menunjukkan, rudal diluncurkan selama latihan militer di lokasi yang tidak diketahui, Iran tengah, Jumat (15/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar lebih dari 500 warga Iran-Amerika mengirim surat kepada Presiden Joe Biden pada Selasa (12/4/2022), dan mendesaknya untuk tidak menghapus Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dari daftar Organisasi Teroris Asing (FTO). Penghapusan tersebut dapat memupuskan harapan rakyat Iran untuk kebebasan dan martabat.

“Menghapus IRGC dari daftar FTO akan menjadi pengabaian secara terang-terangan terhadap harapan, dan perjuangan rakyat Iran dalam perjuangan mereka untuk kebebasan dan martabat,” ujar Komite Ad Hoc Profesional untuk Kebijakan Iran, dalam surat mereka, dilansir Alarabiya, Rabu (13/4/2022).

Sebagai bagian dari negosiasi dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir atau JCPOA, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan permintaan Teheran untuk menghapus IRGC dari daftar hitam. Tetapi reaksi publik dan kritik dari Partai Republik dan Partai Demokrat sendiri telah menghentikan langkah tersebut.

"Ilmuwan, akademisi, dan profesional Iran-Amerika, sangat prihatin dengan penderitaan rakyat Iran di bawah pasukan IRGC yang brutal, kami dengan hormat meminta agar IRGC tetap berada di daftar FTO,” kata 502 warga Iran-Amerika dalam surat kepada Biden.

Pekan lalu, jenderal tinggi militer AS, Mark Milley, tidak mendukung penghapusan IRGC dari daftar teroris. Milley menyuarakan keyakinannya bahwa Pasukan Quds adalah kelompok teror. Sementara seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa, Biden meyakini bahwa Pasukan Quds adalah organisasi teroris.

"Tidak ada perbedaan antara IRGC atau pasukan Quds. Mereka beroperasi sebagai satu unit untuk mendanai, mempromosikan, dan mengimplementasikan agenda Khamenei.  Ditetapkannya mereka sebagai organisasi teroris adalah tindakan yang dibenarkan dan harus tetap seperti itu,” kata seorang profesor dan salah satu penggagas utama surat tersebut, Kazem Kazerounian.

Dalam surat kepada Biden, disebutkan bahwa IRGC adalah instrumen Teheran untuk terorisme di luar negeri dan menindas orang-orang di jalan-jalan Iran. Seorang insinyur terkemuka dari Lattice Semiconductor Corporation, Shahin Toutounchi, mengatakan, menghapus IRGC dari daftar terorisme akan memudahkan kelompok tersebut untuk melakukan kekerasan secara lebih luas kepada rakyat Iran dan negara-negara lain di kawasan.

Toutounchi mengatakan, sebagian besar dari mereka yang menandatangani surat itu mengalami langsung kekejaman oleh IRGC. Termasuk kekejaman terhadap keluarga mereka.

“Tentu patut dicatat bahwa IRGC tidak menunjukkan sedikit pun indikasi upaya itikad baik dalam menghentikan perilaku buruk atau memajukan lembaga-lembaga demokrasi.  Sebaliknya, IRGC memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan unit teror angkatan laut proksi, menggunakan UAV untuk operasi teror, dan mendanai terorisme di seluruh dunia,” ujar surat itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement