REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah akan memprioritaskan belanja kesehatan untuk non-Covid pada tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pada tahun depan belanja kesehatan untuk non-Covid akan dinaikkan dari Rp 139 triliun pada tahun ini menjadi antara Rp 155 triliun hingga Rp 193,7 triliun.
Hal ini disampaikan Menkeu usai rapat terbatas rancangan rencana kerja pemerintah dan pagu indikatif tahun 2023 di Kantor Presiden, Kamis (14/4/2022).
“Karena tahun depan diperkirakan Covid tidak lagi menjadi faktor, maka belanja kesehatan yang untuk non-Covid akan menjadi lebih penting,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Menurut Menkeu, dinaikkannya anggaran untuk non-Covid ini dilakukan untuk mendukung reformasi di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Terutama untuk memberikan jaminan kesehatan nasional, meningkatkan kesiapsiagaan kesehatan, mendukung pembangunan sarana prasarana kesehatan khususnya di daerah, melakukan peningkatan layanan kesehatan, serta penurunan stunting, dan penanganan penyakit seperti tuberkulosis.
Sri Mulyani menjelaskan, selama tiga tahun terakhir ini, anggaran kesehatan melonjak karena adanya pandemi. Pada 2020 lalu, total anggaran kesehatan menjadi Rp 172 triliun dari sebelumnya hanya Rp 113 triliun pada 2019.
“Dan dari Rp 172 (triliun) ini, Rp 52,4 triliun adalah untuk belanja yang berhubungan dengan Covid,” ujar dia.
Sedangkan pada 2021, belanja kesehatan juga kembali melonjak menjadi Rp 312 triliun, di mana Rp 190 triliun di antaranya diperuntukan bagi penanganan Covid-19.
“Dan untuk tahun 2022 ini diperkirakan belanjanya mencapai Rp 255 triliun di mana Rp 116,4 triliun adalah untuk Covid,” jelas Menkeu.