Ahad 17 Apr 2022 06:15 WIB

Studi Sebut Olahraga Bantu Cegah Demensia dan Jaga Insulin

Olahraga dapat membantu melindungi sel-sel otak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Olahraga di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Olahraga di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa olahraga dapat membantu melindungi sel-sel otak. Peneliti mencatat, peran olahraga dalam menjaga insulin dan tingkat indeks massa tubuh bisa membantu melindungi volume otak dengan begitu membantu mencegah demensia.

"Hasil ini dapat membantu kita untuk memahami bagaimana aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan otak, yang dapat memandu kita dalam mengembangkan strategi untuk mencegah atau menunda penurunan memori dan keterampilan berpikir yang berkaitan dengan usia," kata peneliti studi Geraldine Poisnel, dari Inserm Research Center di Caen, Prancis.

Baca Juga

Orang lanjut usia dan aktif secara fisik juga bisa mendapatkan manfaat kardiovaskular, yang dapat menghasilkan integritas otak struktural yang lebih besar. Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa hubungan antara olahraga dan metabolisme glukosa di otak tidak dipengaruhi oleh kadar insulin atau indeks massa tubuh (BMI). Penurunan metabolisme glukosa di otak dapat dilihat pada penderita demensia.

Penelitian ini melibatkan 134 orang dengan usia rata-rata 69 tahun yang tidak memiliki masalah ingatan. Peserta mengisi survei tentang aktivitas fisik mereka selama setahun terakhir. Mereka menjalani pemindaian otak untuk mengukur volume dan metabolisme glukosa. Informasi dikumpulkan tentang BMI dan kadar insulin serta kolesterol, tekanan darah, dan faktor lainnya.

Orang dengan aktivitas fisik paling banyak memiliki total volume materi abu-abu di otak mereka yang lebih tinggi daripada orang dengan jumlah aktivitas fisik paling sedikit, dengan rata-rata sekitar 550 ribu milimeter kubik (mm3) dibandingkan dengan sekitar 540 ribu mm3.

Ketika peneliti hanya melihat area otak yang terkena penyakit Alzheimer, mereka menemukan hasil yang sama. Mereka yang memiliki aktivitas paling banyak juga memiliki tingkat rata-rata metabolisme glukosa di otak yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki aktivitas paling sedikit. Aktivitas fisik yang lebih tinggi tidak terkait dengan seberapa banyak plak amiloid yang dimiliki orang di otak mereka. Plak amiloid adalah penanda penyakit Alzheimer.

Poisnel mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme dibalik hubungan ini.

"Mempertahankan BMI yang lebih rendah melalui aktivitas fisik dapat membantu mencegah gangguan metabolisme insulin yang sering terlihat pada penuaan, sehingga meningkatkan kesehatan otak," kata Poisnel seperti dilansir dari Times Now News, Ahad (17/4/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement