REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Garuda memperingati Hari Ulang Tahun ke-7 partai, Sabtu (16/4/2022). Pada kesempatan itu, Partai Garuda mengenalkan Sekretaris Jenderal yang baru, Yohanna Murtika pada rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) DPP Partai Garuda Ke-7 di Jakarta, Sabtu 16 April 2022 malam.
Ketua Umum Partai Garufa, Ahmad Ridha Sabana mengungkap, Yohanna Murtika bukanlah wajah baru di Partai Garuda, sudah ikut serta dan turut berkonstribusi dalam perjalanan Partai Garuda sejak tahun 2017 silam.Menurutnya, penunjukan Yohanna merupakan upaya membangun regenerasi dan memberikan penyegaran di tubuh partai.
"Sosoknya yang muda, smart dan memiliki pengalaman dan jejaring yang luas diharapkan akan membawa partai bersaing pada Pemilu 2024. Apalagi dalam waktu dekat ada agenda Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/4/2022).
Ihwal HUT Parta, Ridha Sabana dalam pidato politiknya menilai bahwa demokrasi seharusnya menjadi driving force pembangunan dan kemajuan bangsa. Namun sebaliknya, bisa membuat mundur ke belakang jika demokrasi dijalankan secara serampangan, jauh dari nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
"Saya ingin menggunakan oksigen sebagai analogi. Kita tidak pernah memikirkan oksigen untuk kita bernapas dan bertahan hidup. Kita sering lupa berterima kasih kepada Tuhan atas tersedianya oksigen tersebut. Tapi sedikit saja berkurang oksigen yang kita hirup, seketika kita berteriak mencari pertolongan," ucapnya.
Analogi oksigen ini sama halnya dengan kebhinekaan, kerukunan, dan persatuan. Semua itu ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara namun tidak pernah menyadari dan mensyukuri berapa pentingnya kebhinekaan itu dalam jiwa bangsa dan Negara.
"So, never take any of them for granted. Semua harus kita rawat dan perjuangkan, sampai kapan pun. Ini kerja besar lintas generasi. It is a never-ending journey. Itulah yang menjadi semangat dalam memperingati hari lahir Partai Garuda ini," tutur Ridha Sabana.
Ia mengungkapkan bahwa merawat Kebhinekaan sama halnya dengan merawat peradaban, merawat masa depan Indonesia. Merawat Kebhinekaan sama dengan mewariskan hal yang paling berharga bagi anak cucu kita di masa depan.
Sebab kebhinekaan adalah ruh dari persatuan sebagai bangsa dan Negara yang mampu melahirkan kohesi sosial. Membangun daya saing bangsa juga merupakan pekerjaan besar lintas generasi, dibutuhkan kerja keras, sinergi, kolaborasi, serta kebersamaan dan persatuan yang teguh, antar semua komponen bangsa.
Untuk itu, dibutuhkan kepemimpinan yang visioner, mempersatukan, yang mampu melipatgandakan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki sebagai bangsa. Pemimpin besar akan menghabiskan waktu, pikiran, dan tenaganya bukan untuk memenangkan Pemilu, melainkan mempersiapkan generasi penerusnya.
"Kebhinekaan adalah kekuatan, sebaliknya bisa menjadi sumber perpecahan bangsa jika kita tidak merawatnya dengan baik. Jangan pula bentur-benturkan Pancasila dengan agama," tegas Ridha.
Menurut dia, semua agama mengajarkan kebaikan dan kemuliaan. Nilai-nilai agama compatible dengan nilai-nilai Pancasila. Disinggung bagaimana politik fitnah dan saling 'membunuh karakter' yang memang bukan sesuatu yang baru. Di era yang semakin digital ini, post-truth politics ini sangat mudah untuk diorkestrasi secara membabi buta.
"Baik melalui hoax, black campaign, hate speech dan berbagai format disinformasi lainnya yang sangat mengerikan. Hari ini juga sangat mudah bagi siapa pun menjadi korban fitnah tanpa daya untuk mengklarifikasinya. Pada akhirnya, kebohongan yang berulang-ulang ini dikhawatirkan cepat atau lambat akan menjadi kebenaran baru," katanya.
Mengenai kondisi penanganan Covid-19, Ketum Partai Garuda mengajak seluruh kader partainya sebagai anak bangsa yang mencintai tumpah darahnya harus senantiasa menunjukkan kepedulian dan solidaritas kebangsaan. Terutama saat ibu pertiwi yang tengah muram karena badai pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19, lanjutnya mengajarkan kepada kita semua. Bahwa siapapun yang memiliki banyak kelebihan dalam hidup, harus lebih peka dan bersimpati pada lingkungan sekitar, yang hidup serba kekurangan. Permasalahan yang ada bisa diatasi dengan bersama-sama, bergandengan tangan.
Sementara dalam konteks politik global yang sedang terjadi, misalnya perang Rusia vs Ukraina, Ketum Garuda mendorong agar pemerintah dapat berperan aktif. Hal itu sekaligus sebagai wujud politik bebas aktif yang dimiliki Indonesia. Terlebih Indonesia saat ini menjadi pemimpin G20.
"Kami juga mendorong agar pemerintah bisa memberikan bantuan kemanusiaan terhadap masyarakat yang terdampak akibat petang tersebut," ucap Ridha.
Terakhir, Ketum Garuda Ridha Sabana mengajak seluruh anak bangsa khususnya kader, anggota legislatif dan simpatisan Partai Garuda untuk menjadi garda terdepan dalam membantu semua.
"Jadilah pelopor kebaikan karena itu adalah sebuah keistimewaan kita. Seraya berdoa semoga bangsa kita akan menjadi bangsa yang tangguh, besar dan mewujudkan kesejahteraan bagi semua. Selamat ulang tahun Partai Garuda Ke-7Salam Perubahan," kata dia.