Selasa 03 May 2022 23:01 WIB

Studi Ungkap Kebiasaan Makan Terburuk dan Berbahaya Bagi Jantung

Diet dengan penurunan berat badan secara cepat paling membahayakan jantung.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Wanita menuang sayuran dalam sepiring salad. Pola makan yang bergizi seimbang serta dibarengi olahraga dan tidur cukup lebih bermanfaat ketimbang diet dengan penurunan berat badan cepat yang membahayakan jantung.
Foto: EPA
Wanita menuang sayuran dalam sepiring salad. Pola makan yang bergizi seimbang serta dibarengi olahraga dan tidur cukup lebih bermanfaat ketimbang diet dengan penurunan berat badan cepat yang membahayakan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi menemukan bahwa pola makan yang buruk seperti diet yoyo bisa membahayakan jantung secara serius. Diet yoyo adalah diet di mana pelakunya dengan cepat menurunkan berat badan, namun akan kembali naik karena pola makan yang kembali tidak sehat. Diet yoyo memaksa Anda menjalani diet yang tidak sehat dan membatasi jumlah makanan bernutrisi yang harus dikonsumsi.

Dalam studi ini, para peneliti menguji efek penurunan berat badan dan penambahan berat badan berulang pada hewan pengerat dengan membatasi kalori untuk sementara waktu, lalu menambah jumlah kalori. Pola ini diulang sebanyak tiga kali untuk mengatur situasi yang sama seperti diet yoyo.

Baca Juga

Para peneliti menemukan bahwa hewan uji menderita berbagai masalah kesehatan negatif. Itu termasuk penurunan fungsi jantung yang tepat dan kemungkinan lebih tinggi terkena penyakit kardiometabolik.

“Tubuh sangat fleksibel dan cenderung untuk menyesuaikan tetapi jika dalam keadaan kronis beberapa organ dapat kehilangan kemampuan penyesuaiannya,” kata Aline MA de Souza, salah satu penulis studi dan Asisten Profesor di Departemen Kedokteran Georgetown University Medical Center.

Anna Rios RDN menambahkan, penelitian ini berkorelasi dengan hasil studi serupa tentang bersepeda berat juga dikenal sebagai diet yoyo. Bersepeda berat berbahaya bagi metabolisme tubuh dan bisa mengganggu hormon serta berbagai fungsi organ lainnya.

"Diet, dan fluktuasi berat badan menyebabkan stres besar pada tubuh, sehingga menghasilkan hormon stres tingkat tinggi yang disebut kortisol. Tingkat kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh dan mengakibatkan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih tinggi,” kata Rios seperti dilansir dari Eat This.

Jika ingin menjalani diet, Rios menyarankan untuk terlebih dahulu mengkonsultasikannya kepada ahli diet terdaftar. Dengan begitu, Anda bisa mempelajari tentang makan seimbang dengan cara yang berkelanjutan dan sehat.

Di luar itu, Rios menunjukkan bahwa kebanyakan diet yang menjanjikan penurunan berat badan cepat termasuk keto, atkins, dan paleo. Diet ini akan memengaruhi hubungan Anda dengan makanan dan mungkin menyebabkan siklus berat badan karena pembatasannya. Sebaliknya, yang terbaik adalah belajar makan dengan penuh perhatian dan makan intuitif untuk pikiran dan jantung yang sehat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement