Selasa 19 Apr 2022 12:25 WIB

Sri Lanka Minta IMF Percepat Bantuan Finansial

Sri Lanka mencari 3 miliar dolar AS untuk beberapa bulan ke depan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria mengibarkan bendera nasional Sri Lanka saat dia berdiri di barikade yang menghalangi pintu masuk ke kantor presiden selama protes di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 11 April 2022. Sri Lanka meminta Dana Moneter Internasional (IMF) mempercepat pemberian bantuan finansial.
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Seorang pria mengibarkan bendera nasional Sri Lanka saat dia berdiri di barikade yang menghalangi pintu masuk ke kantor presiden selama protes di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 11 April 2022. Sri Lanka meminta Dana Moneter Internasional (IMF) mempercepat pemberian bantuan finansial.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sri Lanka meminta Dana Moneter Internasional (IMF) mempercepat pemberian bantuan finansial. Staf menteri keuangan mengatakan Kolombo juga meminta pemberi pinjaman global itu untuk mempertimbangkan bantuan setelah sempat ragu memberikannya.

Krisis finansial yang parah memicu untuk rasa di negara kepulauan tersebut. Pandemi Covid-19, salah kelola keuangan dan kenaikan harga bahan bakar yang melemahkan cadangan devisa memperparah krisis tersebut.

Baca Juga

Delegasi yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry memulai pembicaraan resmi dengan IMF di Washington, Senin (18/4/2022). Mereka membahas sebuah program yang pemerintah Sri Lanka harap dapat meningkatkan nilai cadangan devisa dan menjembatani pembiayaan untuk impor komoditas penting seperti bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

"(Menteri Luar Negeri) sudah mengajukan permintaan untuk Instrumen Pembiayaan Cepat (RFI) untuk memitigasi isu rantai pasokan saat ini, tapi awalnya IMF memandangnya itu tidak memenuhi kriteria mereka," kata staf Sabry, Shamir Zavahir di Twitter.

"Namun, India juga mewakili (Sri Lanka) di RFI dan IMF mungkin mempertimbangkan permintaan ini karena situasi yang unik," tambahnya.

Pada awal bulan ini Sabry mengatakan Sri Lanka mencari 3 miliar dolar AS untuk beberapa bulan ke depan dari berbagai sumber termasuk IMF, Bank Dunia dan India demi meredakan krisis finansial. Pekan lalu bank sentral Sri Lanka mengatakan menangguhkan pembayaran sejumlah utang luar negeri dalam pengeluarannya.

Sementara itu di Ibukota Kolombo unjuk rasa menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa sudah berlangsung selama satu pekan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement