REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Menjelang bulan suci Ramadhan, harga sejumlah komoditas pangan menunjukkan tren kenaikan. Harga beras, daging, dan sayur-mayur perlahan tapi pasti, terus mengalami kenaikan.
Untuk memantau pergerakan harga dan stok barang di pasar, pagi ini, Rabu (4/8), Menteri Pertanian (Mentan), Suswono, beserta sejumlah pejabat eselon I Kementerian Pertanian, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar dan rumah pemotongan hewan (RPH). Mentan direncanakan akan mengunjungi Pasar Johar di Karawang, Pasar Cibitung di Bekasi, dan RPH Cakung Jakarta Selatan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati, mengatakan, inspeksi bertujuan untuk memantau harga-harga sembilan bahan pokok dan ketersediaan stok barang di pasar. ''Menjelang puasa ini masih ada tren kenaikan harga sembako, makanya kami pantau untuk memastikan harga dan stok,” ujar Dimyati melalui sambungan telepon kepada Republika, Rabu (4/8).
Menurut Dimyati, setiap tahun pihaknya selalu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pergerakan harga-harga sembako. Dia mengakui, tahun ini ada fluktuasi harga yang cukup istimewa dibandingkan tren tahun-tahun sebelumnya. Ia menyebut komoditas cabai yang sempat mengalami kenaikan harga sampai 300 persen. ''Memang ada faktor pasokan yang agak tersendat akibat pengaruh cuaca dan hama penyakit,'' imbuhnya.
Namun demikian, Dimyanti melanjutkan, harga cabai dan bawang saat ini sudah kembali ke titik normal dan stabil menjelang bulan Ramadhan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto, menambahkan, sidak yang dilakukan mentan bertujuan untuk memastikan tidak ada masalah pada rantai distribusi dan stok barang di pasar. Khusus untuk beras, kata dia, pasokan dari petani sebenarnya cukup melimpah. Terlebih pada bulan Agustus ini merupakan puncak panen raya karena masa tanam padi yang mundur.
Jadi, kata Gatot, sebenarnya dari segi pasokan tidak ada masalah. ''Oleh karena itu Pak Menteri ingin memastikan apakah ada yang menggoreng harga, menimbun, atau secara sengaja memanfaatkan situasi,'' jelasnya.
Dikatakan Gatot, kenaikan harga beras menjelang bulan Ramadhan belum mengganggu perekonomian. Masyarakat pun harus melihat gejala tersebut dengan proporsional. ''Artinya kenaikan ini tidak semata-mata dipicu masalah supply and demand, lihat secara keseluruhan termasuk rantai distribusi,'' tandasnya.