Selasa 07 Sep 2010 05:31 WIB

Angkutan Berat Mulai Dilarang Beroperasi di Jalur Mudik

Rep: C23/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Mulai H-4 atau yang jatuh pada hari ini (6/9), kendaraan berat dilarang beroperasi di jalur-jalur mudik di seluruh Indonesia, termasuk di Jabar. Pasalnya sekitar 10 juta dari 16,3 juta pemudik dari seluruh Indonesia, akan melalui jalur mudik Jabar.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Pol Agus Rianto, pihaknya telah disebarkan di seluruh jalur mudik, khususnya di pintu-pintu masuk Jabar, sebagai pengamanan dan pengawasan angkutan berat yang masih beroperasi, kecuali yang membawa sembako dan bahan bakar.

“Di pintu-pintu masuk seperti pintu tol Cikampek dan Bogor, telah kami tempatkan personil kepolisian. Kami akan tindak jika ada kendaraan berat yang masih beroperasi,” tegas Agus kepada Republika, di Bandung, Senin (6/9).

Ia menambahkan, hal itu dilakukan untuk meminimalisasi kemacetan yang disebabkan aktivitas kendaraan berat. Apalagi selama arus mudik, diperkirakan jumlah kendaraan akan semakin meningkat sampai puncaknya pada H-2 atau Rabu (8/9) mendatang. "Kami telah mengantisipasinya dengan menurunkan 21 ribu personil ke seluruh jalur mudik di Jabar,” imbuhnya.

Mengenai lingkar Nagreg, pihaknya memastikan akan membuka penuh selama 24 jam mulai hari ini (6/9). Namun, pengoperasiannya tetap melihat situasi yang berkembang di lapangan. Jika kendaraan kecil sudah sulit memasuki pada ruas jalan awal, maka akan diimbau untuk menggunakan jalur lama.

Sementara itu, Kepala Polres Bandung, Ajun Kombes Pol Hendro Pandowo, menyatakan, pengoperasian jalur lingkar Nagreg sempat ditutup karena terjadi hujan pada Senin (6/9) siang. Menurut dia, selain rawan longsor jalur tersebut juga rawan terjadi kecelakaan.

“Kondisi di wilayah ini cukup licin bila diguyur hujan diakibatkan banyaknya material tanah bekas pengerjaan proyek yang masih tersisa di badan jalan. Maka dari itu, sangat beresiko kecelakaan bagi kendaraan yang melintas,” jelasnya.

Kendaraan dari arah Tasikmalaya dan Garut menuju Jakarta, lanjutnya, akan diarahkan melalui jalur lama. Namun bila terjadi kemacetan, pihaknya akan memberlakukan sistem buka tutup.“Selain itu, bagi sebagian kendaraan akan diarahkan untuk menggunakan jalur alternatif, seperti jalur Cijapati yang tidak melewati Nagreg,” imbaunya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement