REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL--Setelah merambat dari Salatiga hingga Ungaran dan harus menembus jalur alternatif perkebunan Kendal untuk menghindari kemacetan di Semarang, Selasa (14/9) dinihari, jalur pantura Jawa Tengah lancar. Jangankan kemacetan, antrean kendaraan arus balik pun nyaris tak ada sejak dari Kaliwungu, Kendal, hingga Tegal.
Rute Boyolali hingga Ungaran, Jawa Tengah, memang menjadi jalur merambat yang tak terhindarkan di rute Solo-Semarang dan sebaliknya. Jalur yang sempit, banyak belokan dan pasar tradisional, berikut tempat istirahat atau belanja, menjadi penyebabnya.
Sono, pemudik dari Klaten, butuh waktu 12 jam untuk mencapai Tegal. Sementara Republika yang berangkat dari Salatiga dengan menggunakan jalur alternatif menembus belantara pedalaman Kendal setelah melewati rambatan hingga Ungaran, 'hanya' butuh waktu lima jam sampai Tegal. Artinya, dengan asumsi kemacetan yang sama hingga Ungaran, jarak Klaten-Salatiga butuh waktu sekitar tujuh jam.
Jalan raya Tuntang-Bawen yang berbukit dan bermarka garis lurus mengikuti medan, menjadi 'penghalang' laju kendaraan. Persimpangan Bawen - mempertemukan lalu lintas dari arah Solo/Salatiga dan Ambarawa/Magelang/Yogya - menambah lambat rute ini karena volume kendaraan. Meski jalan relatif lebih lebar setelah Bawen, tetapi medan berbukit dan berujung bottle neck di Karangjati dan Ungaran, menyebabkan tumpukan kendaraan berjalan lambat.
Jika mengikuti rute melewati Semarang menuju Kendal, tipikal jalan yang sama akan dihadapi. Republika memilih menempuh rute alternatif dari Ungaran melalui Boja yang berujung di Kaliwungu. Nyaris sendirian menembus perbukitan Gunungpati dan perkebunan Boja, rute ini menghindari kelambatan jalur Semarang dan mempersingkat waktu tempuh. Selepas Kendal, melewati Batang, Pekalongan, dan Pemalang, tak ada kemacetan sama sekali.