REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumpulkan para pemimpin militer negara itu pada Rabu (20/4/2022). Pertemuan ini merupakan bagian dari pertemuan tahunan Gedung Putih dengan berbagai pembahasan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional menyatakan, berbagai topik akan dibahas oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, dan para pemimpin militer senior lainnya. Kemudian acara akan dilanjutkan dengan makan malam di kediaman presiden.
Membuka pertemuan, Biden menggembar-gemborkan ketangguhan militer Ukraina dan mengatakan bahwa persatuan NATO telah mengejutkan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Mereka lebih tangguh dan lebih bangga daripada yang saya kira, saya kagum dengan apa yang mereka lakukan dengan bantuan Anda. Saya tidak berpikir bahwa Putin mengandalkannya untuk menyatukan kita," katanya.
Sementara pertemuan kebijakan militer tahunan jarang membuat terobosan, hanya saja isu-isu penting akan menjadi agenda tahun ini. Topik terhangat dipuncaki oleh konflik di Ukraina yang dikhawatirkan dapat membahayakan keamanan Eropa selama beberapa tahun mendatang.
Rusia mengatakan telah memasuki tahap baru operasinya dan secara metodis berusaha untuk membebaskan wilayah Donbas di Ukraina timur. Sekutu Barat mengantisipasi pergerakan Rusia dapat berlangsung berbulan-bulan, menemui jalan buntu, dan menguji kemampuan medan perang para pasukan Ukraina.
Pasukan AS tidak berperang di Ukraina tetapi secara tidak langsung terlibat, mempersenjatai, melatih, dan mendanai pasukan negara sekutu itu. AS diperkirakan akan mengumumkan paket bantuan militer lain untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Bantuan ini diperkirakan dapat menyamai dengan 800 juta dolar AS yang dijanjikan minggu lalu.
Bentrokan yang panjang juga dapat menguji dorongan publik untuk dukungan Washington terhadap Kiev. Bulan lalu, Biden meminta Kongres untuk mencatat pengeluaran militer pada masa damai untuk tahun fiskal mendatang.