Jumat 22 Apr 2022 04:46 WIB

IDI Tegaskan Pentingnya Vaksin Kanker Serviks

Data menunjukan sudah banyak korban kanker yang menyerang leher rahim di Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Prof Zubairi Djoerban.
Foto: Dok pribadi
Prof Zubairi Djoerban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof dr Zubairi Djoerban mengaskan betapa pentingnya vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) untuk keselamatan masyarakat. Pasalnya, sudah banyak korban kanker yang menyerang leher rahim ini.

"Isu vaksin HPV muncul dan ada saja gerakan antivaksin yang mengiringinya. Padahal, data observasi kanker dunia 2020 menunjukkan terdapat 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia," kata Zubairi dalam keterangan yang dikutip, Jumat (22/4/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, lebih dari dua kematian terjadi setiap jam. "Sepertinya mereka memang tak peduli dengan data dan sains," kata Zubairi.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memastikan program imunisasi rutin, khususnya vaksin HPV akan diberikan secara gratis mulai tahun ini. Pemberian vaksin ini dilakukan sebagai tindakan preventif dan promotif pemerintah dalam penerapan kebutuhan kesehatan dasar.

"Gratis, dibiayai oleh negara, (mulai) tahun ini. Semua yang dari program pemerintah tidak usah bayar," kata Budi di Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, pemberian vaksin HPV adalah untuk memberikan pencegahan akan terjadinya perburukan penyakit. Budi menekankan pemberian vaksinasi bukan untuk menyembuhkan.

"Karena memang kita mau melakukan itu tindakan yang terkait preventif dan promotif, seperti Covid-19 kalau kita sakit biayanya puluhan juta masuk RS, tapi kalau kita cegah preventif pakai masker minum vitamin itu kan jauh lebih murah, jadi vaksinasi itu kan sifatnya mencegah bukan mengobati orang sakit," kata Budi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement