REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin pada Ahad (24/4/2022) menghadiri misa Paskah yang diadakan Gereja Ortodoks Rusia. Gereja Ortodoks sangat mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
Dalam misa Paskah yang digelar di Cathedral Christ the Saviour, Putin mengenakan setelan biru tua, kemeja putih dan dasi ungu tua. Dia mengikuti kebaktian sambil memegang lilin merah menyala.
Putin mengikuti rangkaian misa Paskah dengan khidmat bersama anggota jemaat lainnya. Sebelumnya pada Sabtu (23/4/2022), Uskup Gereja Ortodoks Patriark Kirill mengatakan, dia berharap konflik di Ukraina akan berakhir dengan cepat.
Kirill pernah membuat pernyataan yang mendukung intervensi Rusia di Ukraina. Pernyataan Kirill tersebut telah memecah Gereja Ortodoks di seluruh dunia.
Sebelumnya Putin meminta Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, agar mengalihkan kendali Gereja Saint Alexander Nevsky di Kawasan Kristen Yerusalem Timur ke Moskow. Permintaan ini disampaikan Putin melalui surat yang dikirim kepada Bennett.
Haaretz melaporkan, sumber-sumber Israel mengatakan Israel sedang menangani masalah tersebut. Namun sumber itu tidak menjelaskan lebih lanjut. Mantan perdana menteri Rusia, Sergei Stepashin, mengatakan, Moskow telah bekerja selama lima tahun terakhir agar kompleks gereja itu dipindahkan di bawah kendalinya. Stepashin adalah ketua Imperial Ortodoks Masyarakat Palestina, yang bertanggung jawab untuk situs suci Rusia di Israel.
"Kami berjuang untuk kembalinya St Alexander Nevsky, dan ini benar-benar sulit. Sebuah situasi muncul di Ukraina, dan Israel telah bertindak seperti yang diharapkan, yaitu encoba untuk menyenangkan semua orang di sana-sini," ujar Stepashin, dilansir Middle East Monitor.
Seorang analis Rusia percaya, Israel berhati-hati dalam menyerahkan properti gereja itu, ketika Rusia mendapat sanksi dari Barat sebagai akibat dari invasinya ke Ukraina. Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemberian Alexander's Courtyard ke Rusia pada 2020.
Langkah itu dilihat sebagai isyarat niat baik, setelah Rusia membebaskan pembebasan seorang warga negara Israel yang ditangkap pada 2019, yaitu Naama Issachar. Dia ditangkap setelah polisi menemukan sembilan gram ganja di tasnya ketika transit di sebuah bandara Moskow, dilansir dari Reuters.