REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan kepada para pemudik untuk menggunakan fasilitas berupa tiket daring guna mencegah kemacetan terjadi di pelabuhan penyeberangan.
"Saya harap, masyarakat yang ingin mudik melalui penyeberangan, kita sudah punya yang namanya tiket daring. Ada fasilitas ini supaya tidak terjadi kemacetan," kata Erick Thohir kepada wartawan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2022).
Erick mengungkapkan, selama dua hari ke depan, pihaknya juga akan fokus menangani wilayah penyeberangan karena berpotensi menjadi penyebab kemacetan. Padahal, terkait dengan kapasitas kapal laut, Erick menilai kapasitasnya sudah terkendali.
Yang menjadi permasalahan adalah optimalisasi penggunaan fasilitas tiket daring sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kemacetan akibat pembelian tiket di penyeberangan.
"Dari laporan awal yang saya terima tadi pagi, ini masih banyak yang hadir (di penyeberangan) tidak mendaftar tiket daring, akhirnya terjadi kepadatan," tutur dia.
Erick mengimbau kepada Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) untuk segera melakukan penyebaran informasi terkait fasilitas tiket daring kepada para pemudik.
"Jangan sampai nanti karena ada satu sub yang macet, akhirnya seluruh jalan tol macet total," ucap Erick.
Pernyataan tersebut ia sampaikan seusai melakukan flag off untuk melepas keberangkatan peserta Mudik Aman Mudik Sehat Bersama BUMN 2022. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan.
Selain memaksimalkan pelayanan pada ruas jalan tol dan penyeberangan, Erick juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang mendorong masyarakat untuk melakukan mudik menggunakan kereta api.
Memaksimalkan penggunaan kereta api juga menjadi salah satu langkah penyelenggara mudik bersama BUMN untuk menekan angka kemacetan. "Kami juga mendorong pelayanan, tidak hanya melalui tol, tetapi juga kereta api. Kereta api sudah kami siapkan sampai dengan 8 juta tempat duduk apabila diperlukan," ucapnya.
Kementerian BUMN mencatat data termacet penggunaan kereta api terjadi pada tahun 2015, yakni mencapai 6 juta tempat duduk. Oleh karena itu, dengan jumlah tempat duduk yang dipersiapkan oleh pihak penyelenggara saat ini, terdapat 2 juta tempat duduk yang masih tersisa. "Kereta api aman, tepat waktu, dan tidak macet," kata dia.
Pihak penyelenggara juga sudah menyiapkan jalur udara sebagai alternatif lainnya untuk menekan angka kemacetan di jalan tol. "Untuk yang mampu melalui udara, kami siapkan hampir 959 ribu tempat duduk. Laporan terakhir, itu masih di 60 persen dan tersisa 40 persen. Ini fasilitas-fasilitas yang kami dorong," ujar Erick.