REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Angkasa Pura II menyampaikan pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada pada satu hari menjelang (H-1) perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah lebih landai dibandingkan hari sebelumnya.
"Pantauan kami hari ini, H-1 situasi sudah sedikit landai dibandingkan puncaknya pada saat H-3 dan H-2," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin saat memberikan keterangan di Posko Angkutan Lebaran Terminal 1B, Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Ahad (1/5/2022).
Ia mengemukakan bahwa penerbangan pada H-1 di Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 900 penerbangan dengan angka pergerakan penumpang mendekati sekitar 125.000 orang.
"Puncaknya pada H-3, di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 1.054 penerbangan dengan kurang lebih sekitar 141.000 pergerakan penumpang," paparnya.
Terkait keamanan, Muhammad Awaluddin menyampaikan sejak 22 April 2022 hingga 1 Mei 2022 atau H-1 menjelang lebaran, situasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta aman, lancar dan terkendali.
"Kami ucapkan terima kasih atas kolaborasi yang sangat intensif dan erat dengan seluruh pemangku kepentingan di bandara seperti dengan maskapai, airnav, bea cukai, imigrasi, karantina, TNI/Polri. Ini berkat kolaborasi bersama sesuai arahan Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan," tuturnya.
Ia menyampaikan, pihaknya akan menjaga keamanan dan kenyamanan di Bandara Soekarno-Hatta secara konsisten. Dalam kesempatan itu, Muhammad Awaluddin menyampaikan moda transportasi udara memiliki tiga keunggulan dalam mengakomodir tingginya permintaan seperti di masa angkutan lebaran.
Pertama, fleksibilitas, di mana calon penumpang bisa memilih tanggal dan jam keberangkatan serta maskapai yang sesuai dengan kebutuhan. Kedua, transportasi udara memiliki kapasitas yang dapat disesuaikan dengan permintaan.
Apabila permintaan tinggi, AP II selaku operator bandara akan berkoordinasi dengan maskapai dan ground handling serta pihak terkait lainnya untuk menambah kapasitas kursi penerbangan melalui mekanisme penerbangan tambahan, pengaturan slot penerbangan, perpanjangan jam operasional bandara dan lain sebagainya.
Dan ketiga, luasnya konektivitas penerbangan. Transportasi udara mengkoneksikan setiap provinsi di Indonesia. "Melalui jalur udara, kita bisa melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lainnya dengan waktu yang singkat. Di negara kepulauan seperti Indonesia, transportasi udara merupakan moda yang paling efisien dan efektif," tuturnya.