Senin 02 May 2022 23:06 WIB

Shalat Ied di UMP, Merajut Persaudaraan Hakiki di Hari Nan Fitri

Shalat Ied di UMP, Merajut Persaudaraan Hakiki di Hari Nan Fitri

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Shalat Ied di UMP, Merajut Persaudaraan Hakiki di Hari Nan Fitri - Suara Muhammadiyah
Shalat Ied di UMP, Merajut Persaudaraan Hakiki di Hari Nan Fitri - Suara Muhammadiyah

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah menggelar shalat Idul Fitri di Halaman Kantor Pusat kampus tersebut dengan menerapkan Protokol Kesehatan Covid 19, Senin (2/5/2022) Pukul 06.00 WIB.

Hadir selaku Khotib Ketua Takmir Masjid KH Ahmad Dahlan UMP Ust M Agung Miftahuddin MSI dan Imam Yogi Ikhlas S Mahasiswa Fakultas Agama Islam.

Dalam Kutbahnya Ust. M Agung Miftahuddin MSi yang bertajuk Merajut Persaudaraan Hakiki Dihari Nan Fitri ini mengungkapkan ramadhan telah mengajarkan untuk menjadi pribadi yang paripurna. Kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa, harus senantiasa dipupuk dan jaga.

“Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita pun ikut menjadi layu. Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk hamba-hamba yang dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri mengharap pahala dari ilahi rabbi,” jelasnya.

Menurutnya, Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih. Tak ada kotoran atau noda yang menempel sehingga senantiasa bersih. Seperti air dari sumber mata air yang mengalir jernih. Kesucian ini harus dijaga sekuat tenaga agar kertas dan air ini tak ternoda.

“Mari hindari berbuat dosa, baik itu dosa antar sesama terlebih dosa kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi segala dosa,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kata maaf harus terucap dari mulut dan bersama berkomitmen untuk memulai kehidupan bersama yang lebih bahagia.

“Kita perlu ingat bahwa sesama Muslim adalah bersaudara dalam naungan ridha ilahi. Sudah semestinya harus saling berbuat baik kepada sesama dengan sepenuh hati. Persaudaraan itu seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri. Walau berbeda dan tidak sama, namun harus saling membantu, tak kenal iri,” jelasnya.

Dijelaskan kepekaan terhadap penderitaan orang lain harus terus disemai. Bantulah orang lain dari kesulitan yang mereka hadapi. Kepekaan sosial yang telah dilatih pada Ramadhan dengan merasakan lapar dan dahaga harus dilanjutkan kembali.

“Kita harus menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebahagiaan bersama yang hakiki,” pungkasnya. (Tgr)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement