REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kisah Qabil dan Habil begitu masyhur. Selain dalam Alquran, kisah Qabil dan Habil juga terdapat dalam Alkitab Ibrani dan dan Perjanjian Lama. Dalam Alkitab namanya disebut Kain dan Habel. Keduanya adalah putra nabi Adam alaihis salam.
Banyak orang yang mengetahui tentang kisah keduanya. Qabil cemburu dengan Habil yang dinikahkan dengan Iqlima saudara perempuannya yang cantik. Hingga berujung Qabil membunuh Habil. Dari deretan kisah itu, terlihat Qabil dan Habil memiliki sifat yang sangat berbeda. Seperti apa sifat keduanya?
Dikutip dalam buku 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-Makhluk Allah yang disadur oleh Kaserun AS Rahman dari sejumlah kitab di antaranya Al Jaza' min Jinsil 'Amal karya Sayyid Husein Affani, Al Qashshah wa Ibrar karya Syekh Abdullah Yusuf Ajlan, At Tahdzir min Su'il Khatimah karya As Subhani dan 100 Qishshah min Nihayah Azh Zhalimin karya Hani al Hajj, disebutkan bahwa Qabil adalah remaja yang egois dan jiwanya dikuasai oleh sikap mementingkan diri sendiri. Hatinya tertutup oleh nafsu dan syahwat. Selain itu Qabil juga seorang petani yang memiliki sifat kikir. Sedangkan remaja yang lemah lembut dan saleh.
"Habil adalah saudara kandung Qabil. Dia adalah remaja yang lemah lembut dan saleh. Seorang yang mencintai kebaikan untuk orang lain, taat beribadah kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya. Dia adalah seorang peternak yang dermawan," dikutip dalam buku 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-Makhluk Allah.
Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat
Allah SWT memerintahkan nabi Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara silang. Qabil lahir bersama dengan saudari satu kandung yang bernama Iqlima. Sementara Habil lahir dengan saudari kandungan yang bernama Labudza.
Qabil menolak dan menentang nabi Adam Di tidak rela Habil menikah dengan Iqlima. Qabil iri dengan Habil karena bisa menikahi Iqlima yang berparas cantik.
"Dia (Qabil) terseret oleh bisikan kejahatan dan kerusakan, dipermainkan dan terombang-ambing oleh sifat iri dan hasud yang terus tumbuh di dalam hatinya. Sementara Habil tetap seperti biasa, tenang, dan damai. Habil selalu patuh kepada perintah ayahnya," dikutip dalam buku 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-makhluk Allah SWT.