REPUBLIKA.CO.ID, CHISINAU -- Kelompok separatis pro-Rusia di Moldova mengatakan pada Sabtu (7/5/2022) bahwa wilayah mereka telah dihantam empat kali oleh senjata yang diduga drone semalam di dekat perbatasan Ukraina.Hampir dua minggu insiden serupa yang dilaporkan di wilayah Transdniestria yang memisahkan diri itu telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa perang Rusia di Ukraina dapat menyebar ke perbatasan.
Kementerian Dalam Negeri Transdniestria merilis foto-foto kawah yang dikatakan disebabkan oleh serangan semalam.Kementerian itu mengatakan tidak ada yang terluka dalam serangan yang terjadi di distrik Rybnitsa di utara wilayah tersebut.
Pasukan Rusia menjaga pangkalan militer dengan tempat pembuangan amunisi besar era Soviet di distrik itu di perbatasan Ukraina.Vitaly Ignatiev, menteri luar negeri dalam pemerintahan separatis, menolak mengatakan apakah pihak-pihak berwenang mencurigai Ukraina, seperti yang telah mereka lakukan mengenai insiden serupa dalam beberapa hari terakhir.
"Sekarang para ahli sedang menangani ini," katanya kepada Reuters dalam pesan teks.
Ukraina telah berulang kali membantah tuduhan atas insiden di Transdniestria, dengan mengatakan pihaknya yakin Rusia melakukan serangan yang bermaksud mengecoh itu untuk memprovokasi perang. Moskow juga menolak dipersalahkan.
Rusia memiliki sejumlah kecil pasukan penjaga perdamaian di wilayah separatis itu selama 30 tahun, dan insiden yang dilaporkan itu telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa pasukan itu dapat terseret ke dalam konflik tersebut.Pemerintah Moldova yang pro Barat mengatakan pihaknya mencurigai faksi-faksi "pro perang" di antara para separatis itu sendiri.
Seorang komandan senior Rusia mengatakan bulan lalu bahwa Rusia berencana mengambil kendali penuh atas Ukraina selatan, dan bahwa kendali ini akan meningkatkan akses Rusia ke Transdniestria.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai 'operasi khusus' untuk melucuti senjata negara itu dan melindunginya dari fasis.Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa perang itu adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.