Senin 09 May 2022 13:18 WIB

Makna Mutmainah di Balik Idul Fitri

Kombinasi antara Saadah dan Qurbah akan melahirkan jiwa yang tenang

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Warga berjalan di dekat ketupat yang dihidangkan saat tradisi Lebaran Ketupat di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (9/5/2022). Tradisi tersebut dilaksanakan satu pekan setelah Idul Fitri dengan makan ketupat dan hidangan lainnya secara bersama-sama, baik di rumah, lapangan hingga jalanan
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Warga berjalan di dekat ketupat yang dihidangkan saat tradisi Lebaran Ketupat di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (9/5/2022). Tradisi tersebut dilaksanakan satu pekan setelah Idul Fitri dengan makan ketupat dan hidangan lainnya secara bersama-sama, baik di rumah, lapangan hingga jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sejatinya Idul Fitri memiliki makna yang sangat mendalam. Pendakwah yang juga Dosen Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Ustaz Fahruddin Faiz mengatakan Idul Fitri merupakan momen kemenangan (Falah) atas diri setelah sebulan penuh berpuasa mengendalikan hawa nafsu baik zahir maupun batin.

Dari kemenangan yang berhasil dicapai itu, ujar dia, akan melahirkan kegembiraan (Farah) dan rasa berterima kasih (Syukur) kepada Allah.  Seseorang yang gembira karena kemenangan atas kebaikan dan takwa yang dicapainya, maka orang tersebut akan mencapai kebahagiaan (Saadah). Kebahagiaan tersebut merupakan kebahagiaan sejati yang lahir karena menjalankan kebaikan, keutamaan, atau muncul karena meraih kemenangan besar. Saadah juga diartikan kebahagiaan spiritual. 

Pada sisi lain, rasa syukur atas kemenangan yang diraih akan memunculkan kedekatan (qurbah) kepada Allah. Seorang merasakan cinta dan kasih sayang Allah. Karena itu, menurut Ustaz Faiz, kombinasi antara Saadah dengan qurbah akan melahirkan jiwa yang tenang (mutmainah) yakni jiwa yang tidak lagi tergoyahkan oleh apapun.  Orientasinya hanya Allah SWT. Orang-orang dengan jiwa Mutmainah inilah yang akan dipanggil masuk ke dalam surga Allah SWT. 

"Jadi momen Idul Fitri ini ternyata momen luar biasa, momen Mutmainah, yang diawali dari kemenangan kita. Ternyata kemenangan itu ujungnya adalah jiwa kita yang menjelma menjadi mutmainah,kata Ustaz Faiz saat mengisi kajian yang diselenggarakan secara virtual oleh forum Kajian Minggu Malam Bermakna (KAMMANA) beberapa waktu lalu. 

Ustaz Faiz menjelaskan secara harfiah Idul Fitri bisa bermakna kembali berbuka. Maksudnya bukan sekedar bermakna zahir yakni bisa kembali makan dan minum, melainkan seorang hamba yang telah ditempa selama puasa, waktunya untuk menerapkannya kebaikan Ramadhan pada kehidupan sehari-hari termasuk dalam mengistiqomahkan ibadah.

Idul Fitri juga bermakna kembali fitrah. Maksudnya kembali pada kondisi otentik manusia sebelum terpengaruh berbagai hal yang merusak. Hakikat manusia itu bersih. Karena perjalanan hidup yang dilalui tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya membuat hati seseorang tersebut menjadi kotor. Menurut Ustaz Faiz kondisi asli manusia itu adalah suci. Kondisi yang suci tersebut membuat manusia cenderung pada agama. Ini sebagaimana firman Allah dalam surat QS Al Araf ayat 172.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement