Senin 09 May 2022 13:41 WIB

Dinkes Sumbar Temukan Kasus Kematian Bayi dengan Gejala Mirip Hepatitis Misterius

Dinkes belum menemukan penyebab pasti kematian bayi dengan gejala mirip hepatitis

Rep: Febrian Fachri / Red: Nur Aini
Wabah hepatitis misterius (ilustrasi).
Foto: Reuters
Wabah hepatitis misterius (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, Lila Yanwar, mengatakan pihaknya menemukan kasus kematian bayi berusia 1 bulan 29 hari yang gejalanya mirip penyakit hepatitis misterius. Lila menyebut pihaknya masih belum mendapatkan penyebab pasti yang mengakibatkan kematian bayi asal Kabupaten Solok itu.

“Dia gejalanya seperti hepatitis A, tetapi tidak cocok pemeriksaan laboratoriumnya dengan hepatitis A. Sehingga kita sebut dengan hepatitis unknown etiology,” kata Lila di Padang, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Lila menyebut Balita yang menderita gejala mirip hepatitis misterius itu meninggal pada Senin (2/5) lalu. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Hermina, Kota Padang. Pasien itu merupakan rujukan dari Kabupaten Solok.

Menurut dia, gejala hepatitis yang dialami bayi itu adalah penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, dan diare.

“Baru satu ini ditemukan, tapi ini kasus suspek, ya. Baru diduga. Ada pemeriksaan lain yang harus dilakukan, tapi anaknya keburu meninggal. Dan pemeriksaan itu baru kita dapat dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa hari lalu,” ucap Lila.

Dinkes Provinsi yang bekerja sama dengan Dinkes Kabupaten Solok dan RSUD sudah melakukan penelusuran mulai dari riwayat perjalanan, kondisi rumah, dan lain-lain. Setelah itu, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan Dinas Kesehatan tingkat kabupaten dan kota di Sumbar untuk membahas penyakit misterius ini.

"Kami memberikan warning kepada teman-teman direktur rumah sakit, dan juga kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Jika ada gejala seperti itu untuk segera melaporkan," kata Lila menambahkan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement