Senin 09 May 2022 16:38 WIB

BPS: Angka Pengangguran Turun tapi Masih Lebih Tinggi Sebelum Pandemi

BPS catat hingga Februari 2022 angka pengangguran terbuka capai 8,4 juta orang

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia per Februari 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2021 lalu. Meski penurunan berkurang, BPS menegaskan, masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia per Februari 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2021 lalu. Meski penurunan berkurang, BPS menegaskan, masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia per Februari 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2021 lalu. Meski penurunan berkurang, BPS menegaskan, masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi.

BPS mencatat, pada bulan Februari 2022, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen atau sebanyak 8,4 juta orang. Angka pengangguran ini mengalami penurunan tipis dari bulan yang sama tahun lalu sebesar 6,26 persen atau sebanyak 8,75 juta orang.

Baca Juga

"Pengangguran menurun tapi belum kembali ke posisi sebelum krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (9/5/2022).

Tercatat, pada Februari 2019 lalu, angka TPT jauh sebesr 4,94 persen atau sebanyak 4,94 juta orang. Margo mengatakan, dengan situasi tersebut, situasi pasar tenaga kerja di Indonesia belum dapat dikatakan sepenuhnya pulih.

BPS pun mencatat lebih detail dampak akibat Covid-19 terhadap situasi ketenagakerjaan dalam negeri. Pada Februari 2021, masih terdapat 11,53 juta penduduk usia kerja yang terdampak oleh pandemi.

Meski masih cukup besar, terdapat penurunan sekitar 7,57 juta orang dari jumlah yang terdampak tahun lalu sebanyak 19,10 juta orang.

Lebih detail dari yang masih terdampak, sebanyak 960 ribu orang menganggur akibat Covid-19 dan 550 ribu orang masuk ke dalam bukan angkatan kerja akibat Covid-19.

Adapun 580 ribu orang untuk sementara tidak bekerja sedangkan 9,44 juta orang mengalami pengurangan jam kerja akibat wabah virus ini.

Margo melanjutkan, tingkat penganggura di lihat dari segi pendidikan, pengangguran paling rendah yani dari lulusan SD sebanyak 3,09 persen."Itu karena dia bersedia menerima pekerjaan apapun sehingga pengangguran rendah. Tetapi di pendidikan tinggi, pengangguran cukup tinggi karena dengan bekal pendidikannya dia memilih-milih pekerjaan," katanya.

Tercatat, tingkat pengangguran dari lulusan DIV, S1, S2, dan S3 sebanyak 6,17 persen. Namun pengangguran yang paling tinggi yakni dari lulusan SMK sebanyak 10,38 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement