REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung pembentukan "komunitas politik Eropa" jenis baru. Entitas ini mengizinkan negara-negara di luar Uni Eropa seperti Ukraina dan Inggris bergabung pada "nilai-nilai inti Eropa."
Di Parlemen Eropa di Strasbourg, Macron mengatakan dengan terpilihnya dia kembali sebagai presiden memberi sinyal masyarakat Prancis ingin lebih banyak negara Eropa. Tapi ia menegaskan keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa butuh waktu beberapa tahun.
"Dengan perjuangan dan keberaniannya dengan sepenuh hati Ukraina sudah bagian dari anggota Eropa kami, keluarga kami, persatuan kami," kata Macron, Senin (9/5/2022).
"Bahkan bila kami memberikan status kandidat besok, kami semua tahu dengan sangat baik proses untuk mengizinkannya bergabung butuh waktu beberapa tahun, mungkin beberapa dekade," tambahnya.
Alih-alih menurunkan standar ketat untuk mengizinkan negara-negara lain bergabung lebih cepat. Macron mengusulkan entitas pararel yang dapat menarik negara yang ingin bergabung dengan Uni Eropa atau negara yang meninggalkan blok itu seperti Inggris.
Ia mengatakan "komunitas politik Eropa" ini akan terbuka pada negara-negara demokrasi di Eropa yang menganut nilai-nilai intinya di bidang seperti kerja sama politik, keamanan, kerja sama energi, transportasi, investasi infrastruktur atau penyebaran masyarakat.
"Bergabung dengan komunitas itu tidak berarti merusak kemungkinan bergabung dengan Uni Eropa di masa depan, atau tertutup bagi mereka yang meninggalkannya," kata Macron.