REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2022 sore ini, Selasa (10/5/2022). Budi mengatakan sejauh ini angkutan Lebaran Idul Fitri 2022 berjalan lancar namun tetap perlu dilakukan evaluasi.
“Ada beberapa kekurangan wajib kita evaluasi. Saya menugaskan Badan Kebijakan Teansportasi melakukan penelitian dan evaluasi,” kata Budi dalam acara penutupan Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2022 yang disiarkan secara daring, Selasa (10/5/2022).
Budi memastikan evaluasi tersebut akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Hal tersebut menurutnya dilakukan untuk meningkatkan sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kegiatan arus mudik dan balik.
“Memang yang menjadi perhatian. Jalan tol di Jawa dan Sumatra sudah memberikan dampak positif dan euforia baru apalagi sudah dua tahun tidak melakukan mudik,” ujar Budi.
Budi mengungkapkan pergerakan pemudik melalui semua jenis muda relatif sama. Meskipun begitu, Budi mengatakan masyarakat memiliki kecenderungan untuk melakukan mudik melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Dia mengungkapkan, riset dari Balitbanghub yang memprediksi penggunaan kendaraan pribadi paling tinggi terbukti. “Apa yang kami riset itu 47 persen (menggunakan kendaraan pribadi) terbukti. Ada angka yang besar dan harus dikelola dengan baik,” ujar Budi.
Budi menambahkan, dari data yang dimiliki kepolisian pada periode mudik tahun ini terjadi penurunan lalu lintas jalan hingga 45 persen. Budi mengapresiasi pihak kepolisian yang dapat mengendalikan arus lalu lintas sehingga terjadi penurunan lalu lintas.
“Ini ditandai juga dengan berkurangnya para pemudik yang menggunakan motor. Komunikasi kami untuk tidak mudik menggunakan motor didengar,” ungkap Budi.
Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Firman Santyabudi mengatakan operasi ketupat sudah selesai dilakukan sejak Senin kemarin (9/5/2022). Meskipun begitu, Firman menegaskan pemantauan masih akan dilakukan selama sepekan ini.
Penambahan waktu pemantauan menurut Firman perlu dilakukan krena pekan ini diprediksi masih berpotensi adanya pergerakan masyarakat. “Diprediksi masih ada masyarakat yang memanfaatkan pekan ini untuk berlibur sehingga garus ada disiagakan di titik rawan,” ujar Firman.