Kamis 12 May 2022 15:48 WIB

Jabatan Anies akan Berakhir, Mendagri Jadwalkan Lantik Penjabat Gubernur DKI Oktober

Calon penjabat gubernur DKI Jakarta berasal dari pejabat eselon I

Red: Nur Aini
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Jakarta Internasional Stadium (JIS) saat sholat Idul Fitri 1443 Hijriyah, Senin (2/5/2022)
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Jakarta Internasional Stadium (JIS) saat sholat Idul Fitri 1443 Hijriyah, Senin (2/5/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri, Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian, mengatakan pelantikan untuk penjabat gubernur DKI Jakarta baru akan digelar pada Oktober 2022. Pelantikan penjabat itu karena Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berakhir masa jabatannya pada Oktober mendatang. Namun, Pilkada baru akan digelar pada 2024.

"Juli untuk Aceh, Oktober untuk DKI Jakarta. Aceh sedang penjaringan, Juni kami dapat tiga nama untuk diajukan ke presiden," kata dia, di Jakarta Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

Soal kriteria, calon penjabat gubernur DKI Jakarta sama dengan calon penjabat gubernur lainnya yakni pejabat tinggi setingkat madya atau eselon I.

"Dia harus seorang pejabat pimpinan tinggi madya, jadi dia eselon satu. Kami masih dalam tahap menerima masukan. Apakah yang bersangkutan (calon Pj) ada masalah atau tidak, kita profiling, apakah potensi ada kasus atau tidak," kata dia.

Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri,Benni Irwan, menjelaskan, pada 2022 ini terdapat 101 daerah yang kepala daerahnya akan berakhir masa jabatannya. "Pada 2023 nanti ada 170. Dari 101 itu ada tujuh provinsi, kemudian ada 76 kabupaten dan 16 kota. Hari ini kita sudah mulai melakukan pelantikan penjabat gubernur untuk lima provinsi yang akhir masa jabatan kepala daerah itu jatuh pada 12 Mei," katanya.

Sementara, untuk penjabat gubernur lima provinsi yang telah dilantik pada Kamis 12 Mei ini kata dia sudah melewati sidang pada 9 Mei 2022. "Dihadiri oleh menteri sekretaris negara, menteri sekretaris kabinet, menteri PAN-RB, kepala BKN, kepala BIN, dan kepala Polri. Untuk membuat profil satu-per satu kandidat," kata dia.

Hal itu, kaa dia, untuk melihat latar belakang kandidat. Dari sisi kepegawaian, BKN melihat latar belakang rekam jejak kepegawaian. "Seperti apa, pernah ditegur, dan sebagainya. Untuk isu yg lain, ada teman-teman dari BIN, ada teman-teman yang lain. Sehingga kita betul-betul mendapatkan kandidat yg berkualitas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement