REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cendekiawan Muslim, Prof Ahmad Syafii Maarif, masih jalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sosok yang akrab disapa Buya Syafii tersebut dirawat di rumah sakit sejak 14 Mei 2022 seusai mengalami sesak napas.
Kepala Humas RS PKU Muhammadiyah Gamping, Rubiyanto, mengungkapkan, saat ini Buya Syafii memang masih dirawat di Suite Room Zaitun. Namun, ia menekankan, keadaan ketua umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005 tersebut dalam kondisi sangat baik.
"Walaupun begitu, Buya masih bedrest di tempat tidur dan masih terpasang selang oksigen," kata Rubiyanto kepada Republika, Selasa (17/5).
Ia berharap, masyarakat ataupun kerabat dekat Buya Syafii tidak dulu melakukan kunjungan besuk ke rumah sakit untuk sementara waktu. Hal itu tidak lain agar Buya Syafii dapat memberikan fokus memulihkan kondisi tanpa terganggu tamu.
"Mohon doanya semoga Buya segera diberikan kesembuhan," ujar Rubiyanto.
Sebelumnya, Direktur RS PKU Muhammadiyah Gamping dr Ahmad Faesol menerangkan, Buya Syafii mulai menjalani perawatan karena mengalami sesak napas. Sejauh ini, kesehatan Buya ditangani langsung Prof Budi Yuli Setianto spesialis jantung.
Ia menduga, kondisi sesak napas yang dikeluhkan Buya Syafii masih ada kaitan dengan serangan jantung ringan yang sempat dialaminya pada Maret lalu. Meskipun begitu, masih perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi Buya.
"Barangkali masih satu rangkaian," kata Faesol.
Walau sempat mengalami serangan jantung, pada Maret 2022 kerabat Buya, Erik Tauvani menekankan, selama ini Buya tidak memiliki riwayat sakit jantung. Tokoh kelahiran 31 Mei 1935 itu masih sangat aktif menjalani aktivitas sehari-hari.
Jauh sebelum itu, pada Juli 2019, Buya pernah pula menerima perawatan intensif di RS PKU Muhammadiyah Gamping, bukan pula karena serangan jantung. Kala itu, Buya harus menjalani opname di RS karena penyakit hematuria yang diderita.
Hematuria adalah kondisi ketika adanya darah dalam urine, baik yang berkisar dari yang sangat jelas, mikroskopis maupun tidak terlihat sama sekali. Darah dapat disebabkan hal-hal di luar penyakit seperti kondisi seseorang tersebut.