REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- House of Representatives pada Rabu (18/5) malam, meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan mencurahkan lebih banyak sumber daya federal untuk mencegah terorisme domestik. Tindakan itu dilakukan dalam menanggapi penembakan massal rasis di Buffalo, New York.
Pemungutan suara dengan hasil 222-203 ini menjadi jawaban atas tekanan meningkat yang dihadapi Kongres untuk mengatasi kekerasan senjata dan serangan supremasi kulit putih. House meloloskan tindakan serupa pada 2020 dan akhirnya kandas ketika dibahas di Senat.
Senat kurang mendukung upaya untuk melahirkan Undang-Undang (UU) pengendalian senjata yang dinilai diperlukan untuk menghentikan penembakan massal. Demokrat mendorong fokus federal yang lebih luas pada terorisme domestik.
"Kami di Kongres tidak dapat menghentikan orang-orang seperti (pembawa acara Fox News) Tucker Carlson dari memuntahkan ideologi teori pengganti yang penuh kebencian dan berbahaya di seluruh gelombang udara," ujar pengusul aturan tersebut pada 2017 Brad Schneider dalam pembahasan House.
"Kongres belum dapat melarang penjualan senjata serbu. UU Pencegahan Terorisme Domestik adalah apa yang dapat dilakukan Kongres minggu ini untuk mencoba mencegah penembakan kerbau di masa depan,” katanya.
Tindakan tersebut bertujuan untuk mencegah serangan lain seperti yang terjadi di Buffalo pada pekan lalu. Polisi mengatakan seorang pria kulit putih berusia 18 tahun berkendara selama tiga jam untuk melakukan penembakan rasis yang disiarkan langsung di sebuah supermarket yang ramai. Peristiwa itu membuat 10 orang meninggal dunia dan beberapa korban luka.
Pendukung RUU itu mengatakan aturan itu akan mengisi kesenjangan dalam pembagian intelijen di antara Departemen Kehakiman, Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan Biro Investigasi Federal. Mereka dapat melacak dan menanggapi dengan lebih baik ancaman yang berkembang dari terorisme ekstremis kulit putih.
UU saat ini, tiga lembaga federal sudah bekerja untuk menyelidiki, mencegah, dan menuntut tindakan terorisme domestik. Tetapi RUU terbaru itu akan mengharuskan setiap lembaga untuk membuka kantor secara khusus didedikasikan untuk tugas-tugas itu dan menciptakan satuan tugas antarlembaga untuk memerangi infiltrasi supremasi kulit putih di militer.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan rancangan tersebut akan menelan biaya sekitar 105 juta dolar AS selama lima tahun, dengan sebagian besar uang digunakan untuk mempekerjakan staf. "Karena kami menganggap serius 9/11, kami perlu menganggap ini serius. Ini adalah bentuk domestik dari terorisme yang sama yang membunuh orang-orang tak berdosa di New York City dan sekarang serangan di Buffalo dan banyak tempat lainnya,” kata Senator yang mensponsori RUU yang sama di Senat Dick Durbin.