Kamis 19 May 2022 13:01 WIB

KBRI Beijing Ingatkan Pelajar Indonesia Agar Tenang dan Patuhi Prokes

Muncul protes mahasiswa di Peking University, terkait pembatasan ketat.

Petugas kesehatan mengambil sampel dari warga dalam tes PCR massal putaran terakhir di Distrik Chaoyang, Beijing, China, Rabu (18/5/2022). Sejak 22 April 2022, Beijing menggelar sedikitnya lima putaran tes PCR massal, setiap putaran tediri dari tiga kali tes bagi setiap warga, seiring dengan mewabahnya gelombang terkini COVID-19 varian Omicron.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Petugas kesehatan mengambil sampel dari warga dalam tes PCR massal putaran terakhir di Distrik Chaoyang, Beijing, China, Rabu (18/5/2022). Sejak 22 April 2022, Beijing menggelar sedikitnya lima putaran tes PCR massal, setiap putaran tediri dari tiga kali tes bagi setiap warga, seiring dengan mewabahnya gelombang terkini COVID-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar RI di Beijing mengingatkan para pelajar Indonesia di China agar tetap tenang dan mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan secara ketat oleh otoritas setempat. Jika diminta tinggal di asrama, maka patuhi.

"Tidak usah ikut-ikutan yang lain," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA di Beijing, Kamis.

Baca Juga

Ia merasa perlu menyampaikan imbauan tersebut menyusul protes sejumlah mahasiswa Peking University, Beijing, Senin (16/5), terhadap pihak kampus terkait kebijakan prokes ketat antipandemi Covid-19.

Video yang beredar di sosial media menggambarkan beberapa mahasiswa berkumpul di asrama kampus ternama di China itu sambil meneriakkan, "Samakan akomodasi, samakan hak!"

Yaya memastikan tidak ada mahasiswa Indonesia di Peking University sejak pandemi Cobif-19 pertama kali mewabah di China pada awal 2020."Kalau di Beijing saat ini tersisa 23 pelajar kita, tapi di Beida (Peking University) tidak ada," ujarnya.

Sementara itu, beberapa wilayah di Beijing yang sebelumnya dikunci (lockdown) mulai dibuka secara bertahap."Mulai hari ini saya sudah bisa keluar kompleks, namun keluar-masuknya harus ada kartu 'pass' dari keamanan kompleks," ujar seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Panjiayuan dan baru keluar dari karantina wilayah sejak 30 April lalu.

Namun halte bus dan stasiun kereta metro di sepanjang ruas Hujialou-Shilihe masih tutup.Sepanjang ruas jalur tersebut kereta bawah tanah Beijing itu hanya berhenti di stasiun Hujialou dan Shilihe, namun "bablas" di enam stasiun antara.Demikian halnya dengan bus, yang tidak berhenti di halte-halte ruas jalur tersebut."Saya terpaksa pakai sepeda berangkat kerja tadi pagi," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement