REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Maladewa Dewi Gustina Tobing menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Maladewa di Istana Presiden di Male pada Selasa (17/5/2022). Dalam pembicaraan bilateral dengan Duta Besar RI untuk Maladewa, Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih berharap Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi warga Maladewa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia.
Menurut keterangan KBRI Colombo yang diterima di Jakarta, Kamis (19/5/2022), Dubes Dewi menyambut baik usulan kerja sama di bidang pendidikan. Dia menyampaikan pendidikan universitas serta pendidikan vokasi yang dikembangkan Indonesia terbuka untuk dimanfaatkan Maladewa bagi peningkatan kapasitas sumber dayanya.
Presiden Ibrahim juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan Maladewa-Indonesia, perlunya lebih mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama baru untuk memperkuat kemitraan, serta mendorong penguatan dialog bilateral. Dubes Dewi pun sepakat mengenai perlunya penguatan dialog antara kedua negara untuk mengangkat peluang yang tersedia serta melaksanakannya.
Presiden Ibrahim dan Dubes Dewi juga sepakat perlunya peningkatan hubungan antarmasyarakat kedua negara. "Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Maladewa sebagai negara Islam serta hubungan sejarah di bidang budaya yang terjalin sejak lama akan menjadi jembatan kuat dalam meningkatkan aktivitas people-to-people," ujar Dubes Dewi.
Selain peningkatan hubungan bilateral, pada pertemuan tersebut juga disepakati perlunya penguatan kerja sama regional dan multilateral antara lain dalam organisasi PBB, Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Non-Blok, Colombo Plan, Archipelagic and Island States (AIS), dan Indian Ocean Rim Association (IORA). Maladewa merupakan negara kepulauan yang berada di Samudera Hindia dengan jumlah penduduk sekitar 500 ribu dan 100 persen beragama Islam.
Kepulauan Maladewa atau lebih dikenal dengan Maldives ini secara geografis termasuk negara yang berada di Asia Selatan. Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Maladewa pada 2 September 1974.