Kamis 19 May 2022 14:31 WIB

Dinamika Kasus Covid-19 Dipantau Meski tak Ada Kenaikan Signifikan

Dari 34 provinsi, terdapat 18 provinsi yang menunjukan penurunan kasus Covid-19.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) ke warga di Posko Vaksinasi Covid-19 Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (26/4/2022). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah saat ini masih terus memantau dinamika kasus Covid-19 di Tanah Air.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) ke warga di Posko Vaksinasi Covid-19 Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (26/4/2022). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah saat ini masih terus memantau dinamika kasus Covid-19 di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah saat ini masih terus memantau dinamika kasus Covid-19 di Tanah Air. Meski, kata Wiku, tidak ada kenaikan kasus signifikan usai libur nasional dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 2022.

"Walau Hasilnya cukup baik namun pemerintah saat ini masih terus memperhatikan dinamika kasus Covid 19 sebagai bentuk kehati-hatian," ujar Wiku dikutip dari siaran youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga

Wiku mengakui, meski terdapat kenaikan kasus, tetapi jumlahnya tidak signifikan hingga saat ini. Periode ini terhitung sejak tanggal 29 April sampai dengan 8 Mei 2022.

Ia pun mengapresiasi pencapaian ini sebagai hasil kerja keras dan kerjasama antara seluruh elemen, baik di masyarakat maupun aparat di lapangan.

"Dimohon agar masyarakat tetap memperhatikan kebijakan pengendalian Covid-19 yang berlaku," kata Wiku.

Sebelumnya, Wiku juga mengungkap data kasus aktif di tingkat provinsi di Indonesia. Dari 34 provinsi, terdapat 18 provinsi yang menunjukan penurunan kasus dan 16 lainnya yang masih menunjukan kenaikan kasus aktif.

"Sayangnya masih ada 16 provinsi lainnya yang menunjukkan kenaikan kasus aktif, jika dibandingkan provinsi yang mengalami kenaikan kasus, pada pekan ini lebih banyak dibandingkan pekan lalu yang hanya terdiri dari enam provinsi," ujar Wiku.

Wiku mengungkapkan, tambahan 10 provinsi yang pekan ini mengalami kenaikan kasus aktif, sebagian merupakan provinsi tujuan dan atau asal pemudik. Beberapa provinsi yang menjadi tiga terbesar tujuan dan asal pemudik diantara ke-16 provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur.

"Namun, kabar baiknya kenaikan yang saat ini teramati pada provinsi tersebut belum merupakan lonjakan kasus yang signifikan," ujarnya.

Untuk itu, Wiku menilai angka kenaikan kasus aktif ini perlu untuk ditekan dan dipertahankan bersama. Ia mengingatkan, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci terkendalinya kasus.

Selain itu, ia menilai upaya ini juga perlu diperkuat dengan kesadaran tinggi untuk melakukan pengetesan apabila memiliki riwayat perjalanan jarak jauh, riwayat mengunjungi lokasi keramaian serta merasa kurang sehat dan bergejala.

Wiku meminta kepada pimpinan daerah di 16 provinsi tersebut untuk segera mencegah terjadinya kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi dengan melakukan testing, tracing, dan treatment.

"Masyarakat juga dimohon untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan memiliki kesadaran tinggi untuk ditesting, kemudian yang memiliki riwayat berpergian jarak jauh, mengunjungi tempat keramaian dan kerumunan, serta merasa tidak sehat atau bergejala," kata Wiku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement