REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Anggota Kongres AS Andre Carson melaporkan puluhan legislator AS menandatangani surat yang menuntut FBI menyelidiki pembunuhan jurnalis Aljazirah Shireen Abu Akleh. Surat tersebut ditandatangani beberapa jam setelah militer Israel mengatakan tidak akan meluncurkan penyelidikan kriminal atas insiden tersebut.
Abu Akleh, yang memegang kewarganegaraan AS, ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki pekan lalu. Pembunuhannya memicu kemarahan global dan seruan luas untuk penyelidikan independen atau yang dipimpin Amerika Serikat.
“Karena kita semua terus berduka atas kehilangan jurnalis hebat ini, sesama warga Amerika, yang terbunuh secara tragis saat bertugas, kami menginginkan jawaban. Dan kita perlu memastikan jawaban ini akurat, transparan, dan tepat waktu,” kata Carson, yang membantu memimpin surat kongres, kepada Aljazirah dalam sebuah wawancara pada Kamis.
Surat itu, pertama kali diungkapkan oleh The Intercept awal pekan ini. Surat tersebut meminta pemerintah AS terlibat langsung dalam penyelidikan atas penembakan fatal jurnalis Aljazirah.
“Mengingat situasi lemah di wilayah tersebut dan laporan yang saling bertentangan seputar kematian Abu Akleh, kami meminta Departemen Luar Negeri dan Biro Investigasi Federal (FBI) meluncurkan penyelidikan atas kematian Abu Akleh. Kami juga meminta Departemen Luar Negeri AS menentukan apakah undang-undang AS yang melindungi Nona Abu Akleh, seorang warga negara Amerika, dilanggar,” demikian bunyi surat tersebut, dilansir Aljazirah, Kamis (19/5/2022).
Surat itu menegaskan, sebagai orang Amerika, Abu Akleh berhak atas perlindungan penuh yang diberikan kepada warga negara AS yang tinggal di luar negeri. “Departemen Luar Negeri menyebut pembunuhannya sebagai penghinaan terhadap kebebasan media. Saya sangat setuju. Sebagai negara demokrasi terkemuka di dunia, kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi kebebasan pers, tidak hanya di negara kami sendiri tetapi di seluruh dunia," kata Carson.