REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai peluang Anies Baswedan untuk dilirik partai politik terkait Pilpres 2024 besar. Anies tetap menarik meski tidak memiliki kendaraan politik dalam bentuk keanggotaan partai.
"Meski pada Oktober 2022 Anies tak lagi jadi Gubernur DKI Jakarta, saya kira dia tetap punya daya tarik bagi parpol. Cuma parpol level menengah yang belum punya calon presiden," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (25/5/2022).
Ia menjelaskan, Anies tetap menarik bagi partai politik level tengah yang belum memiliki calon presiden karena punya modal elektoral yang cukup besar di atas 20 persen. Selain itu, dia melanjutkan, Anies masuk dalam jajaran tiga kandidat yang punya elektabilitas tinggi.
Itu yang membuat dia jadi figur yang jadi opsi bagi partai-partai politik, terutama parpol menengah untuk dicalonkan dalam pilpres 2024. Mengenai parpol menengah yang diperkirakan melirik Anies, ia menyebutkan contohnya seperti Nasdem atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau Partai Amanat Nasiomal (PAN), bahkan mungkin Partai Demokrat.
Arya memperkirakan parpol-parpol ini bisa melirik Anies menjadi capres partainya karena elektabilitasnya. Kalau ditanya kemungkinan partai besar akan melirik Anies, ia menilai parpol bonafid ini sudah memiliki preferensi masing-masing. Misalnya Golkar yaitu Airlangga Hartato, Partai Demokrasi Indonesia Perjuanga (PDIP) Puan Maharani atau Ganjar Pranowo, Gerindra hampir pasti Prabowo.
Jadi, ia menilai kemungkinan besar Anies bisa didukung parpol papan menengah atau bawah. Terkait besarnya partai politik menengah bisa membuat Anies menang, ia mengingatkan dulu Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono hanya didukung Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), PKS tapi bisa menang saat pilpres 2004. Artinya, dia melanjutkan, saat pilpres tidak jadi soal didukung partai besar atau menengah.
"Yang penting memenuhi syarat 20 persen (ambang batas pencalonan presiden). Kemudian, masalah kemenangan bukan terletak pada dukungan partai melainkan figur calonnya, bukan berdasarkan parpol," ujarnya.
Masalah kemungkinan Anies menang pemilihan kepala negara, ia mengingatkan masih ada dua tahun sebelum pilpres 2024. Artinya semua calon, termasuk Anies masih punya kesempatan dan dinamika. Arya mengutip berdasarkan survei yang dirilis lembaga-lembaga survei ada beberapa nama seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Anies yang menjadi tiga capres paling atas.
"Saya kira kandidat tiga nama teratas ini tak jauh dari pilpres 2024," ujarnya.