Faktor ketiga, pada saat yang bersamaan tidak banyak film-film Indonesia lain yang muncul. Momentum ini jadi sangat pas bagi penayangan KKN di Desa Penari. Oleh karena itu, banyak orang berbondong-bondong untuk menyaksikan film tersebut.
Di samping tiga hal tersebut, Igak juga menerangkan bahwa tema horor menjadi sebuah pasar di mana sumber-sumber di dalamnya tidak akan habis karena dapat digali secara terus-menerus. Ketika pasarnya tersedia, maka film horor akan selalu ditonton oleh banyak orang.
"Katakanlah orang Bali dengan kekuatan magisnya, maka mereka merasa dekat secara personal. Termasuk juga setan-setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul, atau sejenisnya. Itu bagian dari mitos dan kepercayaan karena kita tahu dan dekat, sehingga kita akan berbagi kedekatan secara psikologis juga," ujar alumnus Curtin University itu.