REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Keluarga yang berisiko stunting di DIY cukup besar yakni hampir 30 persen. Untuk pencegahan dan antisipasi stunting kepada keluarga yang berisiko ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, dilakukan pendekatan dan pendampingan melalui tim pendamping keluarga.
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) merupakan bagian dari tim pendamping keluarga ini. Dengan begitu, kata Hasto, pendekatan dan pendampingan ke keluarga berisiko untuk pencegahan stunting ini dioptimalkan melalui TP PKK, khususnya di DIY.
"Di DIY ini kan keluarga berisiko stunting by name by address sudah ada dan dia itu beririsan dengan keluarga yang miskin ekstrem, sehingga di DIY ini ada tim pendamping keluarga," kata Hasto usai Gebyar Pelayanan KB MOW dalam Rangkaian Harganas ke-29 dan TMMD di RSKIA Sadewa, Sleman, DIY, Sabtu (28/5).
Hasto menjelaskan, di DIY sendiri tim pendamping keluarga mencapai 1.852 tim. Per tim, ada tiga orang anggota, yang artinya tim pendamping keluarga di DIY lebih dari lima ribu orang.
"Lima ribu sekian itu kita minta untuk mendampingi keluarga yang berisiko tinggi stunting," ujarnya.
Peran TP PKK dinilai sangat penting dalam melakukan pendekatan dan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting ini di DIY. Bahkan, katanya, sepertiga dari lima ribu lebih anggota tim pendamping keluarga tersebut terdiri dari TP PKK. Meskipun begitu, tim pendamping keluarga ini tidak hanya terdiri dari TP PKK.
"Sepertiga PKK, sepertiganya bidan dan sepertiganya lagi penyuluh. jadi peran PKK itu luar biasa disitu," jelas Hasto.
Wakil Ketua TP PKK DIY, GKBRAy A Paku Alam juga mengatakan, peran TP PKK penting dalam mencegah dan mengatasi stunting di DIY. Bahkan, penurunan stunting sendiri cukup besar yakni dari 30 persen menjadi 17 persen saat ini.
Pihaknya juga melakukan pendampingan dan pendekatan kepada keluarga berisiko stunting. "Penguatannya lewat ibu-ibu PKK," katanya.
Pendampingan dan pendekatan ini dilakukan kepada calon pasangan usia muda. Dengan begitu, stunting diharapkan dapat dicegah dan diharapkan angka stunting di DIY terus dapat ditekan, bahkan ditargetkan DIY zero stunting.
"Kalau di PKK itu memang dimulai dari anak usia remaja yang mau menikah itu kita beri penyuluhan dulu," ujarnya.
Pendampingan kepada keluarga berisiko stunting ini, katanya, dilakukan secara masif oleh TP PKK di masing-masing wilayah di DIY. Tidak hanya itu, penanganan stunting juga turut dilakukan.
"Kita selalu (lakukan secara masif), stunting itu program nasional yang kita lakukan untuk pencegahan stunting. Di Yogya lumayan sekali, dari 30 persen menjadi 17 persen (penurunan angka stunting)," tambahnya.