REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi bidang Industri Pangan dan Pupuk, Kementerian BUMN Zuryati Simbolon mengapresiasi penerapan sistem retail management PT Pupuk Indonesia (Persero). Zuryati menilai program yang didukung sistem aplikasi digital bernama retail management system (RMS) atau Rekan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memudahkan akses petani terhadap produk-produk pupuk Indonesia melalui penguatan kemitraan dengan distributor dan kios.
"Sistem ini mempermudah dapat dan mempercepat kios dalam memproses penjualan produk retail, baik produk komersial maupun pupuk bersubsidi. Dengan begitu, kebutuhan petani terhadap produk retail dan pertanian lainnya mudah terpenuhi," ujar Zuryati yang dikutip Republika dari Instagram Kementerian BUMN pada Senin (30/5/2022).
Zuryati berharap sistem digital dari pupuk Indonesia ini berhasil diimplementasikan di seluruh mitra kios resmi perusahaan. Ia menyebut program RMS sangat efektif dan efisien untuk penjualan retail. "Sukses untuk RMS dan harapannya tahun ini bisa lima ribu kios dan tahun depan bisa seluruh kios untuk komersial dan subsidi," kata Zuryati.
Sebelumnya, Direktur Transformasi Bisnis, Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky mengatakan Rekan dapat membantu kios dalam memonitor penjualan atau memberikan efisiensi pada urusan pencatatan data transaksi. Bahkan, sistem digital ini mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran pupuk.
"Penerapan Rekan ini sangat membantu pemilik kios untuk bisa memonitor penjualan, siapa-siapa saja dari para petani yang menjadi pembeli, hingga pencatatan data transaksi lainnya," ujar Panji.
Panji menjelaskan Rekan yang diterapkan Pupuk Indonesia juga dapat diintegrasikan dengan sistem subsidi pupuk milik Kementerian Pertanian, khususnya dalam pemanfaatan data petani dalam E-RDKK maupun penebusan pupuk bersubsidi oleh para petani. “Pengembangan aplikasi Rekan diyakini akan memudahkan petani memenuhi kebutuhan pupuknya sehingga diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas hasil tani guna mendukung program ketahanan pangan," ucap Panji.
Sampai April ini, tercatat ada sebanyak 1.261 kios yang talah bertransaksi menggunakan Rekan. Sementara jumlah kios yang telah memasang Rekan ada sebanyak 4.975 kios dari target sebanyak lima ribu kios pada 2022.
Panji mengatakan setidaknya ada delapan fitur utama Rekan yang sudah diimplementasikan sejak Juli 2021. Pertama, digitalisasi perbaikan tata kelola dan penyederhanaan proses penebusan pupuk bersubsidi. Kedua, mampu telusuri penyaluran pupuk subsidi di tingkat kios yang berdasarkan nomor induk kependudukan (NIK) para petani dan Geo-Tagging. Ketiga, sistem pembayaran yang terintegrasi dengan kartu tani dan metode pembayaran elektronik lainnya.
Keempat, menyediakan laporan penebusan dan penagihan secara digital. Kelima, kemudahan administrasi kios dalam melakukan pencatatan transaksi, pelaporan keuangan, pengelolaan stok, dan manajemen pegawai. Keenam, terdapat mode luring yang bertujuan agar tetap bisa berfungsi pada remote area dengan kualitas sinyal yang kurang baik.
Ketujuh, sistem point of sales penjualan produk nonsubsidi atau produk-produk lain yang ada di kios. Kedelapan, mempermudah kontrol stok produk dan barang secara realtime.
Menurut Panji, Rekan yang sudah digunakan oleh para kios akan terhubung dengan sistem monitoring rantai pasok Pupuk Indonesia yaitu Distribution Planning & Control System (DPCS). Menurut dia, sistem ini mampu memonitor pergerakan stok pupuk subsidi secara nasional dari pabrik hingga tangan konsumen.
"Program ini merupakan sistem terintegrasi untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi sehingga perseroan dapat memastikan kegiatan distribusi dan stok pupuk nasional secara real time," kata Panji.