REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Desa Tarunajaya, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, diduga mengalami kecarunan massal usai mengahadiri acara sukuran pada Sabtu (28/5/2022). Berdasarkan pendataan Puskesmas Sukaraja, jumlah korban dugaan keracunan itu terus bertambah hingga Senin (30/5/2022).
Kepala Puskesmas Sukaraja, Memed Supandi, mengatakan, jumlah korban dugaan keracunan massal itu mencapai 145 orang hingga Senin sore. Para pasien itu dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes), mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.
"Saat ini sudah ada pasien yang dipulangkan karena kondisinya membaik. Namun ada juga beberapa pasien yang dirujuk ke rumah sakit," kata dia di Puskesmas Sukaraja, Senin sore.
Ia menjelaskan, pasien yang dirujuk itu mengalami gejala kejang-kejang dan penurunan kesadaran, selain gajala mual, muntah, dan diare. Karena itu, pasien harus dirujuk ke faskes lebih lengkap.
Memed menyebutkan, berdasakan data hingga Senin sore, masih ada delapan pasien yang dirawat di Puskesmas Sukaraja. Selain itu, di Puskesmas Urug Kota Tasikmalaya masih ada lima orang yang dirawat, Puskemas Cibalong ada dua orang dirawat, klinik dokter di Parungponteng ada dua orang, RS TMC enam orang, RS Bunda Aisyah tiga orang, dan RS SMC satu orang.
Ia menambahkan, ada juga beberapa pasien yang dirawat di rumah masing-masing karena tak mau dibawa ke puskesmas. "Jadi petugas yang mengalah memantau langsung di rumah. Kami infus juga dengan pengawasan perugas. Ada delapan orang yang dirawat di rumah," kata dia.
Memed mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab gejala keracunan yang dialami para pasien itu. Untuk kepastiannya, pihaknya harus menunggu hasil uji laboratorium.
"Kami sudah kirim sampel makanan. Paling hasilnya tiga hari sampai satu minggu," kata dia.
Salah seorang warga yang keluarganya mengalami dugaan keracunan, Asep (32 tahun), mengatakan, pada Sabtu pagi, para calon jamaah haji (calhaj) dari Desa Tarunajaya menyelenggarakan acara syukuran sebelum berangkat ke tanah suci. Ia bersama istri dan anaknya ikut mengadiri acara syukuran itu.
Ketika datang, ia diberi snack dan nasi boks. Snack yang diberikan itu lantas dimakan oleh anak dan istrinya. Sementara nasi boks dimakan olehnya.
"Kata istri saya, bolu kukusnya rasanya agak pahit dan lontongnya seperti basi," kata dia.
Pada Sabtu sekitar pukul 23.00 WIB, istrinya mengalami gejala muntah, mual, dan diare. Namun, anaknya yang juga memakan snack kondisinya baik-baik saja. Baru pada Ahad (29/5/2022) pagi, ia membawa istrinya ke mantri di dekat rumah. Setelah diperiksa dan diberi obat, istrinya dipersilakan pulang.
"Karena gejalanya tak sembuh, baru siang dibawa ke puskesmas," kata dia.
Petugas survailans Puskesmas Sukaraja, Cecep Surojul Anwar, mengatakan, pihaknya awal menerima adanya dugaan keracunan pada Sabtu sore. Ketika itu, banyak warga yang mengalami dugaan sama mendatangi petugas kesehatan.
"Kronologinya, kami dapat laporan ada warga yang mengeluh pusing, mual, dan diare, pada Sabtu sore. Pada Ahad pagi, kami melakukan evaluasi dan observasi. Hasilnya kasus makin bertambah," kata dia.
Ia menyebutkan, berdasarkan data hingga Senin sore, total yang diduga mengalami keracunan mencapai 145 orang. Para pasien itu sebagian dirawat di berbagai faskes.
Menurut dia, dari total 145 korban dugaan keracunan, terdapat dua orang yang harus dirujuk ke rumah sakit. "Pertama dirujuk karena ibu hamil, dirujuk ke RS Bunda Aisyah. Lalu satu dari pasien di Puskesmas Urug dirujuk ke RS TMC Kota Tasikmalaya," kata dia.